42

336 66 4
                                    

Keraguan itu selalu muncul ketika melihat ada orang lain di sekitarmu.

Selamat membaca ✨

Jika dilihat dari luasnya halaman Mansion Ackerman yang sepertinya bisa dijadikan lapangan sepak bola itu, kini malah terlihat seperti lahan parkir. Mobil mewah bertengger rapi memenuhi setiap sudut halaman, membuat siapa saja pasti terkagum-kagum saat melihatnya.

Mobil mewah Levi berhenti tepat di depan Mansion nya, tiga anggota keluarga Ackerman; Kuchel, Kenny, dan Hanji berdiri menyambut kedatangan sosok yang paling mereka tunggu itu dengan senyuman yang begitu lebar.

Langkah pertama Levi membuat semua pasang mata menaruh perhatian mereka padanya, ia merapikan jasnya dengan gagah sembari menyugar potongan rambut undercut nya.

Seorang pria berumur membukakan pintu untuk Mikasa, wanita itu kemudian turun sembari menggendong Almero yang setengah bangun karena sempat tertidur.

Levi yang melihat Mikasa kesulitan pun berinisiatif untuk menggendong Almero, dan membantu wanita itu turun dari mobil.

Levi meraih tangan Mikasa, lembut dan penuh perhatian. Tatapan terkejut dan tidak percaya kini terarah padanya, terlebih Kuchel yang terlihat tidak dapat berkata-kata.

"Terimakasih," ucap Mikasa setelah dirinya berhasil turun dari mobil.

Levi hanya tersenyum dan menggandeng tangan Mikasa menuju ke tempat keluarganya.

"Mikasa?" Sapa Kuchel ragu, menatap mantan kekasih (?) Putranya dengan perasaan resah.

"Ibu..." Balas Mikasa ramah, ya ia masih mengingat panggilan yang Kuchel suruh padanya beberapa tahun lalu.

Kuchel tersenyum tipis, mengangguk dan melirik Levi seakan menyuruhnya untuk menjelaskan tentang semua ini.

"Sayang, ayo masuk. Ibu sudah menanti kedatanganmu, oh ya..... Kau masih mengingat pria tua ini kan?" Tanya Kuchel sembari menunjuk Kenny.

Mikasa terkekeh dan mengangguk, "Ya, bagaimana kabarmu Kenny?"

"Aku tidak mau menjawabnya sekarang, tapi sepertinya kau tampak semakin sehat." Tebak Kenny membuat Mikasa tersenyum.

"Mikasa, lama tidak bertemu." Kini giliran Hanji yang menyapa, wanita itu terlihat sedikit kacau dengan wajah tirus yang membuat tulang pipinya sedikit menonjol.

"Ya, Nona Hanji. Bag-,"

"Aku baik Mikasa, kita akan banyak berbincang setelah acara ini selesai. Maaf memotong ucapanmu," potong Hanji sembari tersenyum.

Mikasa yang awalnya sedikit terkejut pun hanya bisa mengangguk, ia lantas melirik Levi yang sepertinya sudah muak dengan percakapan keluarganya.

"Ibu, aku juga mengajak Eren. Apa dia boleh ikut masuk?" Tanya Mikasa kemudian, sembari menarik lengan Eren pelan agar mendekat kearahnya.

Kuchel mengangguk, "Oh, tentu saja. Hisashiburi-ne, Eren."

"Hai.... Lama tidak berjumpa juga dengan nyonya," balas Eren ramah.

Kuchel tersenyum dan mengangguk lagi, "Ayo kita masuk, para tamu pasti menunggu kita."

Semuanya pun mengangguk setuju. Lantas keenam anggota klan Ackerman dan satu Yeager itu memasuki Mansion Ackerman bersama-sama. Dengan Levi yang menggendong Almero, dan Mikasa yang berjalan berdampingan bersama Eren.

-
-

Sambutan untuk para tamu baru saja berakhir, Kuchel yang sejak tadi memang sudah sangat penasaran dengan anak kecil yang ada di gendongan putranya pun cepat-cepat melipir menghampiri putra sulungnya itu.

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang