19

833 114 2
                                    

Aku lelah berpura-pura, terutama soal mencintaimu.

Mungkin bisa tinggalkan komentar atau vote kalian.

Hari ini aku double up, tapi part 20 nyusul ya✨

Selamat membaca.

"Proyek yang kau luncurkan kapan akan selesai?" Tanya Levi datar, seraya menyesap teh hitam dengan uap yang mengepul.

"Bulan depan, sekarang proyek itu sudah mencapai 99%." Jawab seorang pria dengan rambut berwarna pirang keemasan.

Levi mengangguk, "Lebih cepat lebih baik,"

"Memangnya ada apa?"

"Tidak ada, aku hanya ingin segera merasakan liburan. Terlebih mencari keberadaan pamanku," jawab Levi datar.

"Kenny? Dia tak pernah kembali?" Tanya pria berambut pirang itu, di jawab anggukan oleh Levi.

"Oh ya, aku dengar kau kehilangan sekretaris barumu. Apa dia wanita yang kau bawa ke mansion?" Tanyanya lagi dengan nada santai.

Levi mengangguk, namun hembusan nafasnya yang berat seolah mengatakan bahwa topik yang diangkat oleh pria berambut pirang tersebut sangat sensitif untuknya.

"Itu ulah Petra,"

"Haha kenapa?" Kekeh pria tersebut, Levi mendengus sebal. Apa yang lucu? Petra membuat sekretarisnya pergi dan pria di depannya ini malah tertawa. Menyebalkan sekali.

"Tutup mulutmu Erwin, itu bukan hal yang pantas untuk di tertawakan. Mikasa sangat berarti untukku, pekerjaannya-,"

"Berarti dalam artian apa? Sebelumnya kau bahkan bisa kehilangan sekretaris hanya dalam waktu seminggu, ada apa ini?" Tanya pria bernama Erwin dengan tatapan menggodanya.

Levi berdecih, "Tentu saja dalam artian teman kerja, pekerjaannya sangat baik. Aku menyukai hal itu,"

"Benarkah? Bekerja hanya dengan waktu enam jam, dipotong waktu istirahat satu jam. Satu jam dihabiskan untuk berdebat denganmu, empat jam berkerja sebagai tukang fotokopi. Hai hai, mudah sekali menjadi sekretaris seorang Levi Ackerman." Celetuk Erwin lagi, memotong ucapan Levi.

Levi terdiam, ia baru sadar jika waktu berkerja Mikasa yang bersih hanya empat jam. Dan itupun kadang Mikasa masih mengeluh lelah.

"Kau menyukainya?"

"Baka! Dia bukan tipeku sama sekali," sangkal Levi cepat.

Erwin terkekeh, sangat menyenangkan menggoda Levi yang memiliki sifat tsundere. Selama hidupnya mengenal calon adik iparnya itu, baru kali ini Levi menunjukkan perilaku aneh pada seorang gadis. Jika biasanya Levi acuh dan terkesan tidak peduli, namun sekarang sebaliknya. Semalam ia mendapat kabar dari Hanji jika Levi tidak tidur sama sekali, apa mungkin pria itu memikirkan sekretaris barunya yang di mutasi ke perusahaan cabang?

"Gadis itu menarik, aku akui jika pilihanmu sangat tepat. Tapi bagaimana nasib Petra? Ini kali keduanya menyebar undangan pertunangan, setelah undangan pertama batal begitu saja." Tanya Erwin menatap Levi serius.

"Tidak ada pertunangan, aku tidak menyukai Petra. Dan yakin jika wanita itu pasti mengerti," jawab Levi datar.

Erwin mengangguk, "Yaya, tapi undangan telah di sebar."

"APA?!"

"Hey, santai saja. Jangan terkejut terlalu berlebihan, undangan memang telah di sebar dua hari yang lalu. Tapi pagi tadi Petra membuat video klarifikasi di akun sosial medianya," ujar Erwin pelan, membuat Levi dapat bernafas lega.

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang