25

887 111 13
                                    

Aku tahu, ini adalah awal permulaan dari perjalanan panjang kita.

Hai....
Apa kabar?
Maaf ya aku lama up nya, padahal udah sedia tiga chapter nganggur hehe.
Btw kemarin ada yg nge-chat aku, katanya kok cerita ini loncat²? Masa iya sih loncat²? Terus aku bilang mungkin karena beberapa kali double up, jadi yg masuk di notif dia cuma yg terakhir di up?
Entahlah.

Mungkin bisa tinggalkan komentar atau vote kalian ✨

Selamat membaca

Tidak menerima usulan Levi, Mikasa menolak untuk tidak mengerjakan apapun. Ia bersikeras untuk tetap berkerja, meski hanya merapikan ruangan pria itu atau sekedar membuatkannya secangkir teh.

Sekarang adalah hari keduanya berkerja, kemarin ia seharian menemani Levi memeriksa laporan sembari membuatkan beberapa cangkir teh. Tidak sulit tapi Mikasa selalu mendapat kritikan karena rasa teh yang dibuatnya tidak sesuai dengan selera pria itu.

Kini ia tengah membaca sebuah buku, entah buku apa karena sejak pagi tadi tak ada satu pekerjaan pun yang ia lakukan. Levi pergi menghadiri rapat di Smith corporation, dan baru akan kembali pukul satu siang nanti.

Mikasa menghela nafas bukan karena lelah, bosan menyerangnya hingga ia memerlukan sesuatu untuk hiburan. Andai Eren tidak ikut dengan Levi, atau Historia yang masih berkerja disini. Tidak ada alasan untuk dirinya berdiam diri tanpa tujuan seperti sekarang ini.

Sesuatu bergetar di kantong celananya, untuk informasi hari ini Mikasa menggunakan setelan celana panjang hitam dan kemeja kotak abu-abu yang mencetak lekuk tubuhnya. Hadiah dari Annie.

Mikasa meraih ponselnya yang tadi bergetar dan menampilkan nama seseorang di sana, ia menggeser dial terima dan suara seorang pria tua mulai terdengar.

"Moshi-moshi,"

"Hai~ ada apa?" Tanya Mikasa sembari menegakkan tubuhnya.

"Aku sudah memesankan tiket, tanggal dua puluh satu adalah hari penerbangan mu."

"Oh, terimakasih Kenny. Kapan kita bisa bertemu?" Tanya Mikasa dengan nada malas.

Pria bernama Kenny itu terkekeh pelan, "Sesaat sebelum kau pergi,"

"Bukankah kau ingin memperkenalkan ku dengan cara yang benar pada keponakanmu?" Tanya Mikasa bingung.

"Kau sudah mengenalnya, untuk apa lagi?"

Mikasa berdecak kesal, "Tapi dia tidak tahu jika aku dan kau juga saling mengenal,"

"Haha tidak perlu, aku yakin suatu saat nanti dia akan tahu dengan sendirinya."

"Terserah kau saja, aku tidak berjanji untuk kembali lagi ke Jepang setelah ini."

"Hmm.... Tenang saja, Armin, Annie dan Jean boy akan ikut bersamamu."

"APA?!" Pekik Mikasa kaget.

"Jangan berteriak! Sial telingaku hampir tuli karena mu," umpat Kenny di seberang sana.

Mikasa hanya mendengus malas, "Kenapa harus Jean dan sepasang kekasih itu?"

"Tidak mungkin aku menyuruh Eren, Annie adalah orang asli Amerika, sedangkan Jean dan Armin akan membangun sebuah restoran di sana."

"Itu pasti adalah rencana mu," tuduh Mikasa.

Kenny tergelak keras, "Yayaya aku memang memberi mereka sedikit dana untuk bisnis itu, tidak ada salahnya. Hitung-hitung mereka juga bisa menjagamu selama jauh dariku,"

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang