20

889 132 9
                                    

Aku bisa mengakui segala kesalahanku, perbuatanku, dan masih banyak lagi. Tapi aku tidak bisa mengakui jika aku menyukaimu, itu.... Sulit.

Sesuai janji ya.
Mungkin bisa tinggalkan komentar atau vote kalian.

Selamat membaca ✨

Satu minggu telah berlalu, dan dalam waktu singkat itu banyak hal mulai mengalami perubahan. Tidak ada Mikasa yang bisa mengeluh lelah pada Levi, Mikasa yang merengek pada Eren atau Mikasa yang mengumpat karena merasa kesal.

Semuanya jauh dari sifat yang biasa Mikasa tunjukkan, Mikasa yang ceroboh dan kekanak-kanakan bukanlah dirinya sendiri. Jika orang menilai Mikasa tipikal gadis cerewet, maka orang tersebut tidak pernah mengenal Mikasa luar dalam.

Pendiam dan pendendam, mungkin itu julukan yang tepat untuknya. Selama kurang lebih enam tahun ia berubah menjadi seorang gadis periang, menutupi wajah datarnya yang sewaktu-waktu masih sering ia perlihatkan.

Hanya Eren, Armin, Annie dan Kenny yang tahu bagaimana sosok Mikasa yang asli. Tak heran kan jika Eren merasa sedikit lebih maju dari pria-pria yang lain soal kedekatannya dengan Mikasa. Pria itu terlalu banyak tahu tentang gadis bersurai hitam itu.

Mikasa menyiapkan materi yang sebentar lagi akan digunakan oleh Mike untuk rapat, dirinya tidak perlu ikut. Karena tidak mungkin berbicara di depan umum dengan wajah super datarnya.

Sasha tersenyum manis saat Mikasa meletakkan sebuah map di atas mejanya, ia merasa sedikit terbantu dengan kehadiran Mikasa. Gadis itu cepat belajar, padahal sebelumnya Mikasa pernah bercerita jika dirinya adalah seorang pianis. Bagaimana bisa Mikasa paham soal perusahaan? Dan hebatnya lagi, dia bisa menyiapkan materi rapat dalam waktu dua jam.

"Terimakasih, pekerjaanmu sangat rapi dan cepat Mikasa." Puji Sasha bersungguh-sungguh.

Mikasa tersenyum tipis, cukup mengangguk mendengar pujian Sasha.

"Kau akan ijin pulang cepat hari ini kan? Kenapa tidak ambil cuti saja?" Tanya Sasha bingung.

"Tidak perlu, lebih penting menyiapkan materi ini dulu daripadanya urusanku." Jawab Mikasa seadanya.

Sasha mengangguk, "Urusan apa itu, jika aku boleh tahu?"

"Bukan apa-apa, hanya mengunjungi kantor pusat."

"Kantor pusat?" Ulang Sasha.

Mikasa mengangguk, "Ada keperluan di sana, dan hanya bisa aku lakukan hari ini."

Sasha hanya mengangguk paham, tidak ingin terlalu mencampuri urusan Mikasa. Sebenarnya banyak hal yang ingin ia tanyakan pada gadis di depannya ini, bagaikan perilaku Mikasa yang berubah drastis selama satu minggu.

"Baiklah, aku akan pergi sekarang. Tolong periksa lagi materinya, aku tak sempat membaca ulang." Pesan Mikasa sembari berjalan meninggalkan Sasha.

Sasha mengangguk lagi, ia menatap punggung Mikasa dengan penuh tanya. Seakan ada yang aneh dengan sikap gadis itu.

-
-

Satu bulan setengah Mikasa tidak mengendarai mobilnya sendiri, kendaraan roda empat itu tampak senang saat pemiliknya kembali menyentuh dirinya. Tidak ada masalah mesin, atau kerusakan yang berarti saat Mikasa membawanya pergi jauh hari ini.

Sebuah gedung pencakar langit menjulang tinggi di depannya, bertuliskan Ackerman's Coooporation di bagian depan gedung.

Mobil Mikasa masuk ke dalam basement, berbelok sedikit lalu memarkirkan kendaraannya tepat di sebelah mobil Eren. Bagaimana ia bisa tahu? Plat nomor pria itu menggunakan inisial namanya.

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang