Prolog√

1.8K 190 176
                                    


***

14 jam sebelumnya.

"Kertas dikumpul harus dalam keadaan semula, tidak ada coretan selain lembar jawaban, dan-"

Kalimat menggantung, membuat semua murid dalam ruangan nyaris tak menghirup udara. Guru dengan mata elang berlapis kaca itu memutar perlahan kepala menyusur ruangan.

"Tak ada lembar kertas selain itu. Gunakan otak dengan teliti, Pilih  soal dari yang termudah lebih dulu." Kalimat terakhir saat Lelaki paruh baya itu berbalik duduk dikursi bagian pengawas.

Desahan terdengar satu persatu. Lagi, Mereka tak diizinkan untuk mencoret hasil kerja, atau untuk menghitung rumus yang sudah dihafal beribu kali. Semua hanya perlu otak. Bagaimana kepala di tampung sebagai kalkulator. Atau jari yang di gunakan walau nyaris tak mendapat jawaban.

Tidak, jika orang itu mempunyai otak lebar plus besar, Begitu menurut Vio. Gadis yang sekarang menatap kosong kedepan, tak berkedip, atau bahkan udara sudah tak masuk dari hidungnya, kerongkongannya perlahan mengering.

Harusnya dia bersyukur, masih bisa belajar walau hanya setengah buku tadi malam. Tapi apa? Otaknya sekarang tak dapat di ajak kompromi. Semua mendadak hilang.

Vio mulai mengisi format Nama, kelas dan Mapel.

Mulai membalik lembar berikutnya. Lagi, suguhan yang sama sekali tidak menggiurkan. Pilihan ganda 100 Nomor dan essay 25 Nomor. Sumpah serapah tertahan, saat denting jarum besar di dinding ruangan menggema, Kali ini perlahan tangan Vio terasa bergetar.

"Waktu pengerjaan empat jam lewat lima belas menit. Dan dimulai dari sekarang!" Kilatan membara dengan dukungan itu meraung dari mulut sang pengawas.

Vio refleks berkedip cepat. Mulai membuka lembar jawaban dan mencari soal termudah, jantungnya berpacu cepat, hingga pening yang tiba-tiba datang.

Tidak, kali ini dia tidak boleh gagal. Tahun terdahulu, sudah cukup memalukan untuk menampung kebodohannya, sekarang dia harus bersungguh-sungguh.

Soal 13- Fisika Peminatan

Sebatang silinder pejal diturunkan dari mobil boks menggunakan bidang miring bersudut 30 derajat. Tentukan percepatan yang di alami silinder ketika menggelinding! (Anggap nilai g=10 m/s2)

Harusnya ini menjadi soal keberuntungan untuknya. Tepat tadi malam rumus itu adalah soal awal yang Vio baca.

Otaknya mulai menghitung, jari yang sengaja terkepal kini mulai menunjukan pergerakan.

     g sin teta       g sin teta           2
a=  --------------- =  -----------------  =  -------
     (1 + K)             (1+1/2)            3

                          2
g sin teta=  ---------- (10 m/s2)
                         3

                                   1
(Sin 30 derajat) =3 ----  m/s2
                                   3

Jawaban B

Vio memijit pelipis, Otaknya mendadak sakit hanya karena mengisi satu soal. Menelusuri ruangan, melihat wajah serius dari murid lainnya, membuat pikiran capeknya mendadak hilang. Bagaimana jika peringkat yang dia pertahankan di ambil orang lagi? dan dia akan turun dari kelas 4 menjadi 5? tidak! itu tidak boleh.

Memaksa, Vio mulai telaten memainkan jarinya, otaknya sudah mulai berkontresai.

Tiga jam 15 menit

"Waktu tersisa satu jam lagi."

Vio mengangkat wajah, Menjilat bibir retaknya yang tanpa sadar mulai memucat. 35 soal lagi, Semangat Vio, Kalimat itu teruss terulang di kepalanya.

Tapi Pergerakannya terhenti, saat aliran merah dihidungnya mulai jatuh di bibir atas. Terkejut, Gadis itu langsung berdiri dari duduknya, mengundang Atensi penghuni kelas yang tadinya senyap. Tapi, Tatapan semua orang itu... Vio merasa itu arah mata yang meremehkan.

"Ada apa Vio?" Tanya pengawas yang mulai berjalan mendekat, terkejut saat melihat Gadis itu menutup hidungnya dengan jari yang di penuhi darah.

"Kamu mimisan?"

"Tolong ambilkan Tissue!"

"Tidak pak, ini hanya-" Badannya tarjatuh kelantai, pekikan dari beberapa murid mengisi telinganya yang mendadak tuli. Buram, Saat pengawas itu mengangkatnya bergegas menuju uks.

***

Tuk-Tuk-Tuk

Langkah kaki itu menggema, Semakin dekat. Gadis itu mengangkat wajah, Mulai frustasi dengan 4 buah buku tebal yang sekarang di hadapannya.

Dan lagi, Jejak langkah di ruangan sempit itu terdengar menggema. Tak tahan, dia berdiri dengan desahan, berjalan diantara lampu kuning temaram.

Jarinya mulai membuka knop pintu, tapi terhenti saat mata merah dengan raut kelelahan itu menangkap jam yang terpasang di dinding ungu kamarnya.

22:00

Ayolah, apa yang terjadi padanya, ini sudah waktunya penjaga berkeliaran. Kenapa dia ingin ambil pusing?

Tapi pekikan tertahan itu membuat rasa penasarannya semakin menjadi.

Langkah mulai menjauh, di balik pintu kayu itu, terdengar seretan. Apa yang di lakukan penjaga itu di luar sana?

Jantung Gadis itu berpacu cepat diiringi tarikan nafas putus, Perlahan pintu terbuka, dengan dongakan badan yang mulai keluar.

Lelaki dengan karung kecoklatan itu nampak kesusahan, berbelok di kelokan yang terhubung ke bagian taman belakang. Dia mengikuti dengan langkah hati-hati.

Dia berbalik, dengan cepat Gadis itu bersembunyi di balik pilar besar yang untungnya memuat seluruh tubuhnya.

Hati-hati dia mendongakkan kepala untuk memastikan. Lelaki itu masih di sana, berusaha menurunkan kain coklat itu di bagian tangga untuk turun. Dia kelihatan berbicara sendiri, wajah yang nyaris tak terlihat karena kurangnya cahaya.

Tentu saja, dijam seperti ini pasti semua murid berada di kamarnya, jika tidak untuk belajar, menonton, atau sudah molor, siapa yang akan berkeliaran, kecuali jika orang itu ingin di dapati oleh penjaga malam yang galaknya amit-amit.

Okee cukup, di rasa cukup jauh, Gadis kuncir kuda itu membuntuti dengan jarak yang tidak terlalu dekat. Terlihat, Lelaki itu mulai mengeratkan tudung hoddie yang terpasang di kepalanya lalu mulai melangkah dengan kesusahan. Celinguk, dan Akhirnya dia tau, Lelaki itu menghindari kamera cctv.

Tunggu? Dari mana dia tau kalau orang misterius adalah Lelaki?

"Jika dia seorang Wanita, dia tidak akan mampu mengangkat barang berat itu sendiri."

Gumamnya memastikan.

Gadis itu mulai berlari saat Lelaki itu sudah tidak terlihat, hilang tanpa jejak.  dia mencari di kelokan antara tumbuhan hijau taman yang kentara terkena  cahaya bulan, tapi tidak ada.

Kenapa bisa?

Dia menghilang terlalu cepat, dan karena orang dengan hoddie itu dia harus terkena sial.

"Siapa di sana?"

Sebenarnya dia ingin lari, namun di urungkan karena dia sudah tertangkap basah.

Pengawas dengan atribut lengkapnya itu berjalan mendekat, tak lupa dengan cahaya senter yang tak urung di arahkan ke wajahnya. Belum lagi sorotan laser merah yang terpancar di atas sana seolah ingin menembaknya.

"Untuk apa seorang Gadis berada di belakang sendirian?"

***

Bertahan sampai part 2, dan kalian akan mendapat kejutan.

HELLION: LinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang