***Satu lipatan, celah jendela itu perlahan menyeruak dengan bunyi dentingan angin, menyapu anak rambut dua Gadis yang sibuk bercakap-cakap itu.
Beberapa lipatan pakaian itu berhasil membuahkan banyak hasil selang beberapa menit. Setelahnya, Gadis berkuncir itu menyusunnya rapi di dalam tas besar yang hampir penuh walau memaksanya menghimpit.
Dia menoleh mendengar ringisan tertahan dari Gadis yang berbaring terlentang tak jauh dibelakangnya.
"Gue udah bilang kan? Gak usah banyak gaya! Gimana kalau lukanya terbuka lagi?" Dacaknya garang, dengan wajah memerah kesal memperingati.
Gadis itu justru menanggapinya dengan kekehan kecil sembari bangkit. "Ya, gak gitu juga kali. Emang lo mau gue kayak dulu lagi? "
Amit-amit!
"Gak gitu juga Viola!"
"Lanjutin Ra. Ini udah hampir sore, Ntar Darel nyariin sampe sini lagi."
"Itu mah elo!" Sarkasnya, Sarah kembali merapikan beberapa pakaiannya yang tertinggal dilemari sebelum berdiri sambil menentengnya tanpa beban.
Vio ikut berdiri menyusul, keluar dari Asrama wanita miliknya lalu mengeluarkan kunci berlambang HELLION dari saku.
"Siap! Kita berangkat sekarang?"
"Ah ya Vio, lo udah sembuh total kan?" Tanya Sarah sembari menyesuaikan langkah menuju gerbang, matahari nampak mulai tenggelam di bagian sana. Memperhatikan kesunyian dari sekolah terkenal mereka yang hampir satu bulan tak beroperasi.
"Udahlah, kalau enggak ngapain juga gue mau nemenin lo kesini." Vio bergurau yang membuat Sarah berdecak.
"Tapi beneran loh! Gue udah baik-baik aja."
Mereka diam beberapa menit hingga sampai di gerbang, mendorongnya bersamaan agar pintu besar itu tertutup lalu menggemboknya.
HELLION sangat sepi. Tidak ada tanda-tanda akan penjagaan yang berlangsung, biasanya walau dalam masa cuti berbulan-bulan, sekolah ini tetap terawat. Bahkan penjagaan ketat akan diberlakukan berhari-hari. Namun sekarang sangat berbeda. Debu-debu bahkan terlihat dari balik gerbang
Jika saja Sarah tidak mengajaknya untuk mengambil barangnya yang tertinggal. Vio tidak akan tau bagaimana kondisi sekolahnya saat ini. Sangat mengerikan, dia bahkan hampir tidak mengenalinya.
"Lo ... Udah tau siapa yang nabrak lo dulu?" Tanya Sarah hati-hati. Kaki mereka masih bersenandung ke jalan tempat mobil Sarah terparkir rapi. Melewati gerbang kelas dan aula sekolah. Kini mereka mulai melewati Asrama milik Lelaki, sedangkan beberapa meter kedepan akan terlihat hotel milik 10 besar, kamar yang bahkan belum sempat mereka tempati.
"Ayah masih usaha cari, padahal gue udah bilang gak usah. Lagian gue udah baik-baik aja."
"Lo mau biarin gitu aja? Ya gak bisa lah, lo hampir mati kalau aja Kin gak bawa lo kerumah sakit secepatnya."
Vio mengerut sambil menghentikkan langkah. Menatap Sarah tak percaya, "Kin?"
Kini wajah Sarah yang berubah bingung. "Emang lo gak tau? Katanya Kin yang bopong lo kerumah sakit. Astaga Vio, masa lo gak tau sama penyelamat kayak dia." Sarah menyisihkan celah gurauan dibagian akhir, tak lupa dengan kekehan kecil sebelum dia berhenti lalu bertanya. "Beneran lo gak tau?"
Vio menggeleng dengan pandangan kosong. "Darel gak kasih tau soal itu."
"Ah-" Sarah tak tau harus bagaimana, dia menggaruk pipi sambil menggandeng tangan Vio untuk berjalan saat Gadis itu masih terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLION: Link
Mystery / Thriller(FOLLOW SEBELUM BACA) *** Persaingan untuk mendapat gelar juara, Perpindahan keluar negeri jika pencapaian nilai murid di atas luar biasa, Nilai yang dipaksa walau dari kalangan orang biasa. Mengerikan, semua di paksa untuk terlihat sempurna. Tak be...