3. Penyelidikan√

626 108 106
                                    

***

"Alat bukti 1, pisau yang di gunakan untuk menikam korban, di temukan."

Untuk kedua kali Walkie-talkie itu berbunyi kembali.

"Lapor pak, bukti kedua, Handphone korban, di temukan."

"Tes, tes. Untuk semua regu, berkumpul di titik utama. sekarang!"

"Baik pak!"

Srekk-Srekk

"Maaf mengganggu pak." Pemimpin detektif itu berbalik, saat suara Bu Sarah terdengar.

Dia mengangguk saat temen sekerjanya datang memperlihatkan nota dan bergegas kembali. Lalu Lelaki itu berjalan mendekat.

"Ya, bu?"

"Wakil Kepala sekolah mengatakan, sebagian dari pengawas agar datang menemuinya di kantor guru, ada hal yang ingin di sampaikan, dan katanya harus di periksa sekarang."

"Baiklah, mereka akan segera kesana."

Bu Sarah mengangguk, memilih berbalik melihat beberapa petugas dan pengawas yang separuh berlari kecil, sebagian memeriksa garis kuning yang belum di lepas. Bahkan darah yang mulai mengering di rumputpun belum di bersihkan.

Guru yang baru beberapa hari dipindahkan ke sekolah sebagai salah satu staf guru HELLON itu mendongak, melihat bendera yang di turunkan menjadi setengah tiang.

Dan sebentar lagi, upacara penghormatan akan di lakukan segera. murid masih di biarkan berkumpul di aula Asrama yang berada tak jauh dari gerbang utama.

Agar para detektif dan petugas lain, bisa leluasa bekerja. Dan juga, murid tak di biarkan untuk sementara memasuki kawasan sekolah.

Wanita itu mulai mempercepat langkah, menghampiri beberapa penjaga yang biasanya menjaga malam.

Dia tersenyum ramah.

"Mari saya antar."

***

Tas besar, dengan plastik transparan menutupi pisau yang di penuhi darah itu di simpan di atas meja yang besar nan luas.

Disusul dengan jam tangan dan handhone yang di duga dipakai Korban pada malam penculikan.

Pintu dibuka, hingga cahaya masuk dari dongakan badan Pak Andra, Yang menjabat sebagai Wakil kepala sekolah terlihat.  Dia berjalan mendekat, dengan setelan kemeja batik dan celana biru tua.

Belum sampai, Kepala detektif itu menyodorkan tangan dan bersalaman ala laki-laki.

"Bagaimana? Apa tidak ada hambatan selama pencarian?"

"Tidak Pak, kami akan mencari jejak pelaku setelah mendapat lebih banyak bukti."

Lelaki paruh baya itu mengagguk, Langkahnya mulai mendekat ke arah meja besar yang sudah di penuhi beberapa peralatan detektif dan tentunya tiga buah bukti yang masih di temukan.

"Setelah mengurus semua ini, ikut saya keruang pengawas Cctv."

"Sekarang pak?"

"Pintu masih dalam proses perbaikan, ruangan itu ternyata di rusak dari dalam. Dan dugaan saya, pelaku juga sudah merusak sebagian rekaman pada malam hilangnya pak Aristide."

"Kalau begitu saya akan menyuruh-"

"Tidak perlu," Wakil kepala sekolah itu tersenyum tipis. "Lakukan pekerjan utama kalian. Untuk yang kau akan katakan, Saya sudah mengurusnya."

"Baik Pak."

"Kalau begitu, saya pamit dulu." Dia mengedar pandangan, melihat satu persatu petugas yang berdiri dari kursinya, Mengulas senyum.

HELLION: LinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang