***Gelombang indah dari rambut berwarna coklat tergerai itu tertiup angin, hiasan bintang yang tertutup kabut putih tetap tak mengindahkan pancaran cahaya yang di keluarkan.
Claire menyapu sebagian kulitnya yang hanya di lapisi Sweater biru tipis. Sekilas melihat bayangan dirinya sendiri dari kolam jernih. Pucat, bahkan wajahnya terlihat tak bertenaga.
Berbalik, hingga gadis itu duduk dikursi yang tertutup sebagian atap kecil.
Bunyi cangkir yang di letakkan di atas meja membuatnya mendongak, senyuman Lelaki itu perlahan memudar hingga dia duduk di samping meja berhadapan dengan Claire.
"Gimana hari ini?"
"Baik."
"Bukan,"
"Gimana apanya?"
"Vio, apa dia tadi pagi masuk mengawas?"
"Kenapa tiba-tiba nanya itu?" Lelaki itu mengalih pandangan, melepas tatapan dari Claire yang terus menatapnya.
"Beritanya udah nyebar Kin."
"Gue tau." Datar, suaranya lenyap dengan kepulan asap dari cangkir kopi yang mulai di minumnya.
Klaire mendengus, melihat Kin yang biasa saja, dia mulai mengambil cangkir yang sengaja dibawakan Lelaki itu untuknya.
"Jangan mikirin ini dulu, jaga kesehatan. Gue gak mau peringkat lo turun karena banyak pikiran."
Claire mengalih cepat. "Gimana gue mau biasa aja? Ayah gue di bunuh Kin, itu ayah gue," Tarikan nafas kecil terdengar, kali ini Claire menahan agar cairan tak menembus kelopak matanya.
"Gue tau, tapi tuduhan Vio yang menjadi tersangka, itu belum tentu benar."
"Guru juga masih usahain yang terbaik."
"Tapi kalau benar itu Vio?" Claire bersuara.
"Lo mau apa?" Kin tersenyum mengejek, kali ini Claire di buat bungkam, Lelaki ini.
"Gue balas bunuh."
"Emang iya?" Nada itu, Claire di buat gemas, Kin selalu bisa membuatnya terdiam, dengan cara sederhana.
Hanya sederhana.
Dia kembali menyeruput minumannya yang hangat. Seperti biasa, mereka akan selalu kehabisan topik pembicaraan.
Matanya bergerak ke bawah, rasa gelisah dia alihkan pada jari yang menggenggam semakin keras.
"458 MS," Kin mengangkat wajah, alih melihat Gadis yang sekarang sedang menunduk. Claire nampak menarik nafas.
"Seorang penulis cerita sedih Aeschylus mati dengan cara konyol."
Diam, Kin seolah membiarkan Claire kembali melanjutkan kalimatnya.
"Dia mati saat sedang menulis cerita di siang bolong. Kepalanya kejatuhan kura-kura yang di bawah elang dari ketinggian."
"Sangat konyol," Lelaki itu menyahut, terkekeh sendiri.
"Karena elang-"
"-Ngira kepala Aeschylus adalah batu."
Claire terdiam, kini wajahnya dia angkat.
"Hal kecil gitu, gue juga tau Claire."
Pantas saja, Lelaki ini selalu tau apa yang dia ketahui.
"Karena biasanya, untuk mecahin cangkang kura-kura, elang bakal jatuhin kepermukaan yang keras seperti batu," Kin menerawang, lalu melanjutkan. "Siapa suruh dia punya kepala botak."
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLION: Link
Mystery / Thriller(FOLLOW SEBELUM BACA) *** Persaingan untuk mendapat gelar juara, Perpindahan keluar negeri jika pencapaian nilai murid di atas luar biasa, Nilai yang dipaksa walau dari kalangan orang biasa. Mengerikan, semua di paksa untuk terlihat sempurna. Tak be...