23. Terlibat

220 49 3
                                    


***

"Kin tau semuanya."

"Karena gue yang nyuruh dia buat bantu kita."

"Kenapa lo gak bilang sama gue?"

Dia mendengus, "Gue lakuin semua juga gak perlu persetujuan lo."

Vio berbalik cepat, kini bertemu tatap dengan Claire yang melipat tangan di depan dada. "Harusnya kita nyari sendiri, biar kita juga tau jawabannya!"

"Dengan Kin, kita bisa lebih cepat selesain ini Viola!"

"Lo sadar, lo udah keterlaluan!"

Claire berdiri, Vio memberinya tatapan datar dengan pancaran kemarahan, "Keterlaluan?" ulangnya, entah kenapa dia tidak bisa menerimanya.

"Gue udah niat bantu lo buat nelpon orang tua Luna, gue relain waktu gue buat ikut endap-endap kayak orang gak jelas di belakang ruang kepala sekolah! gue udah bantuin lo buat dapat persetujuan untuk ketemu teman lo itu!"

Kesabaran Vio tak tertahan, unek-uneknya masih banyak yang ingin keluar, Claire memasang ekspresi kesal yang kentara. dia maju perlahan, "Lo gak sadar? lo sendiri yang ajuin diri buat bantu gue!"

"Ck, iya, itu gue! gua yang bodoh udah mau bantu cewek kayak lo!" Vio bersedekap dengan wajah memerah padam, "Harusnya gue juga mikir-mikir waktu itu." Ucapnya berubah dingin.

Claire semakin gemas, namun teralih saat ruangan tempat mereka menunggu kini terbuka, Kin keluar dari dalamnya.

"Apa yang bapak bilang?"

Tidak menjawab, Kin hanya menatapnya lamat.

"Kenapa kalian berantem karena gue yang udah pengen bantuin semuanya?" diam, kedua Gadis itu menegak bersamaan, Kin mendengarnya?

Matanya bergerak tak tentu, Vio menatap Lelaki di hadapannya kemudian.

"Apa maksud lo tadi?" atensi Claire teralih dengan Gadis di sampingnya, Vio mengalihkan atau hanya ...

"Kambing hitam?" Vio berdecak lalu melanjutkan, "Lo pikir ini apa?!"

Netranya berubah malas, dia menatap Claire yang juga tidak bersuara atau menunggu jawaban selanjutnya. "Ini tentang Agatha." Kini ekspresinya berubah serius.

"Semuanya ... benar kan Kin?" Claire memastikan, bisa saja Lelaki ini membual sama seperti maksud Vio sebelumnyanya. Namun anggukan tanpa ekspresi itu terlihat menyakinkan.

"Kalau itu maksud sebenarnya, kenapa Agatha di jadiin-"

"Karena pengujian?" Claire menyela dengan lontaran tanya yang tertuju pada Kin, sedangkan Vio dia hanya ikut-ikutan saja.

"Pengujian apa sialan!" Polos sekali, Vio bahkan bertanya tanpa beban. Dia punya otak atau bagaimana?

"Pastinya pengujian buat kelompok lo yang berjaga malam itu." Kin menjawab dengan kesabaran.

Netra coklat itu membulat, bersamaan dengan mulutnya yang hendak terbuka kini terkatup kembali.

"Itu artinya, ini di sengaja?" Tanya Vio pelan.

"Dan wakil kepsek berarti udah tau siapa pelakunya." Claire berasumsi. Vio menggigit bibir, jika benar begitu, itu artinya mereka semakin dekat dengan pelaku sebenarnya. Dan mereka tidak menemukannya malam itu!

"Tapi hari itu bapak bilang pelakunya adalah orang yang sama kan? tapi apa itu juga bualan?" Vio bertanya, pasalnya jika informasi tentang Agatha hari itu tidak benar menurut Kin, itu juga bisa jadi kalau pelaku adalah orang suruhan atau lainnya. Vio tidak tau, mungkin saja pikirannya berbeda dengan dua remaja di hadapannya.

HELLION: LinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang