35. Bye! Luna

203 41 1
                                    

Banyak kekerasan, harap bijak dalam membaca!

***

Claire tidak tau, jika hasilnya akan segampang itu. Usahanya semua tak sia-sia walau tidak berjalan dibagian inti. Tapi, apa itu sebuah keberuntungan?

Siapa yang tau, Jika pembunuh Callista adalah Kakaknya sendiri. Mengingat hal itu tidak masuk dalam rencana awal. Yap, semua akan lebih mudah.

Gadis itu menuang jus merah pekat di dalam cangkir tinggi itu, Pangkuan kakinya bergoyang sembari bersenandung kecil. Angin sepoi masuk perlahan di bagian jendela yang terbuka, membuat anak rambutnya tergerai indah.

Laptop di hadapannya dinyalakan saat minuman tandas hingga setengah. Claire membuka beberapa Pdf yang berisi catatan siswa yang sempat di salinnya dari laptop milik Bu Sarah.

Tetikus menarik anak panah kebawah. Berhenti, kini tulisan tersampir jelas di kolom tabel 'Callista Earlene-Super x Class'

"Bahkan namanya belum di hapus." Claire bergumam, kini sudut bibirnya terangkat melihat beberapa catatan di bagian kanannya. 'Pengeluaran-Nilai akademik sempurna-memilih berhenti'

"Pembohong."

Lanjut saat men-Scroll, di bagian bawah kini nama murid pemilik nilai teratas tampil memenuhi layar, 'Viola Atheira' Claire hampir melupakan nama si pemilik peringkat dua itu. Bahkan sekarang dia harus memilih berteman dengannya. Mana Claire yang dulu membenci Vio? Mungkin tersembunyi di baliknya.

Menjengkelkan.

Namun lagi-lagi Claire menunjukan ekspresi berbeda melihat nama yang berdiri di urutan 13 'Kimora Jane', Claire baru tau, kalau peringkat ternyata berubah? Pertanyaannya, siapa yang merubahnya?

"Satu lagi ..."

Claire bergumam kembali, kini garisan besar tersampir di barisan nama Jane, Lalu mengklik-nya dua kali.

"berhasil keluar!" Alhasil, nama 'Kimora jane' terganti dengan garis sejajar lurus (-----)

Bagian keterangan kini mengetiknya dengan kata 'Pembunuh'.

Lagipula tindakannya benar, Jane akan menyusul Callista, Sama-sama bukan murid HELLION lagi.

Dia berdiri, membuka lebar jendela kaca di hadapannya hingga cahaya bulan masuk diikuti semilir angin.

Claire mengerut saat melihat seseorang yang berlari sambil sesekali melihat kebelakang, lalu menghilang saat masuk di pintu utama hotel. Dan tentunya, Claire tidak asing dengan rambut pendek dan hiasan jepit kuning di bagian telinga.

***

"Please, Angkat Lun!" Vio berjalan tergesa, keringat dingin mengucur di pelipis saat dia berusaha membuka gerbang asrama Wanita dengan ponsel yang di apit di antara telinga.

Entah kenapa perasaannya tak enak saat menemukan sebuah Cip kecil yang tersampir di antara tasnya. Dan bodohnya, Vio baru menemukan saat hari sudah malam seperti ini. Vio tau, benda kecil itu ... hanya berada di tangan Luna.

Tapi kenapa Luna memberinya padanya? Vio tak ingin ambil pusing, bahkan Video didalamnya belum dia buka karena rasa gelisah.

Tapi lagi ... panggilan terhubung, tapi sang empu tak ingin mengangkatnya.

"Lo kenapa sih Lun! jangan bikin khawatir."

Vio tersentak saat sudah berjalan beberapa meter menuju gedung hotel milik peringkat teratas yang dahulu. Ponselnya berdering.

"Claire?" Herannya, saat nama itu tersampir dilayar ponselnya

***

"Aww!" Ringisnya. Gadis itu berdiri, lalu menepuk bagian lututnya yang tergores, bahkan celana yang di gunakannya kini sobek dengan bercakan darah.

HELLION: LinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang