16. Mulai

266 54 2
                                    


***

Sistem yang di jelaskan satu hari sebelumnya akan di laksanakan dua jam lagi, ransel navy miliknya tak segan di remas kuat. Vio mengambil ponsel dari saku, urung saat kalimat yang di lontarkan kemarin terngiang kembali.

Sialan!

Kenapa mereka tak di izinkan untuk membuka Website, sebenarnya Vio bisa saja menggunakan datanya, tapi berpikir kembali, untuk apa juga? membuka instagram? Whatsapp? haha tidak ada gunanya, lagipula siapa juga yang akan mengiriminya pesan jika tidak orang tuanya saja.

Vio duduk seperti orang tak jelas, hanya memperhatikan beberapa murid berjalan berdampingan lalu berbincang.

Sedangkan dirinya? tak tau berbuat apa, beberapa hari yang lalu, biasanya dia habiskan dengan berbincang ria bersama Jane, namun kini tak lagi. Gadis itu memilih menjauh entah karena apa.

Tapi Vio tau, itu semua pasti ada penyebabnya.

Gadis berambut pendek duduk di sampingnya, Vio menoleh sinis. Luna nampak merapikan poni kecilnya yang beterbangan tertiup angin, kaca kecil berawarna biru tua dia tolehkan di wajah sambil tersenyum.

Vio hampir muntah melihatnya.

Terakhir kali dia berbincang dengan Luna saat Gadis itu mengatakan guru sedang mencarinya, mengatakan yang tidak-tidak, tapi Vio juga tidak menduga jika ucapan Gadis berambut pendek ini waktu lalu semua benar. Dia memang tau.

Vio berdeham, membuat Fokus Luna teralih menatapnya. Dia menatap tak berminat.

"Claire-"

"Rindu sama dia?" Vio diam, menyebalkan sekali, bahkan dia bertanya dengan tenang di balas dengan ucapan spontan tak terduga.

"Idih, siapa juga!" Tak ingin kembali mengucap, Vio segera mengalih pandang.

"Lo mau ketemu sama Claire apa gimana?" Kini kalimat halus di keluarkan, Vio tak minat menjawab. Berbalik dengan kalimat malas.

"Tadi gue cuma nanya!" Tekannya.

"Oh," Gadis itu mengangguk, kali ini bertanya dengan sedikit geseran duduk mendekati Vio.

"Menurut lo pengujian yang di lakukan bakal seperti apa?" Sikap bodoh amatnya teralih, Vio memandang Luna yang menunggu jawaban.

"Lo sendiri?" Vio justru hanya kembali melontar tanya.

Kedikan bahu, "Menurut gue ya kayak ujian biasanya, tapi ini ..." Dia mendekat wajah, lalu memperagakan dengan tangan, "Tapi ini sedikit berbeda."

Vio yang tak tahan, lantas mengangkat telunjuk dan mendorong kening Si rambut pendek hingga terdorong kebelakang, bersamaan dengan kalimat yang keluar, "Ck, paling cuma pengujian biasa-"

Tapi kali ini Vio menghentikan kalimatnya setelah berpikir sesaat, "Lo yakin?"

Luna tersenyum simpul, "Sangat yakin!"

"Kalau ini seperti ujian pada umumnya, kenapa kita gak di bolehin belajar ataupun buka hp?"

"Karena ini semacam jebakan, mungkin." Kening Vio mengerut, dia benar-benar tak paham dengan kalimat terakhir Luna.

Ingin bertanya, tapi Luna yang langsung berdiri lalu menepuk debu tak kasat mata dirok hitamnya, Gadis itu kembali melirik Vio dan berucap.

"20 menit lagi ujian di buka, sesi satu udah persiapan."

Luna melangkah pergi, kini Vio masih mencoba mencerna kalimat itu, Mereka di jebak? hey ayolah, perkataan Gadis polos itu tak dapat di percaya.

Vio berdecak lantas berdiri dari duduknya, menyusul beberapa murid sesi pertama yang sudah berjalan menuju mading sekolaha untuk mendapat pengarahan.

HELLION: LinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang