***Plak.
"Apa yang lo pikirin hah?"
"Kenapa lo gak datang sialan!!"
"Udah Vio, udah."
Vio mundur, dadanya naik turun bersamaan dengan tarikan Jane ke kursi Aula yang sudah tak berpenghuni.
Darel diam, Lelaki itu berdiri dengan darah yang mengalir di sudut bibir, lebam biru yang menghiasi wajah.
Dua gadis ini tidak tau saja, kalau dia sudah memukul Kin Dhananjaya sialan itu.
Vio menunduk memegang kepalanya, sedangkan Jane juga ikut menangkan pikirannya. "Kenapa lo gak datang sih Rel."
"Kita udah percaya sama lo!"
"Maaf." Kalimat pendek itu keluar dari mulutnya, dia tidak tau harus menjelaskan dari mana.
"Lo emang gak niat kan? lo emang udah punya rencana buat hancurin semuanya!"
"Sekarang kita udah jadi tersangka, Kita bertiga!" Vio tak tenang, gadis itu berdiri dengan dongakan menatap Darel yang memaling wajah. "Itu karena lo!!"
"Vio! Udah!"
"Udah gimana? Gara-gara gue lo semua juga kena imbasnya." Kalimat lirih, membuat Jane tak mempu membalas. Gadis ini merasa bersalah?
"Tapi gue sadar," Vio masih pada tempatnya, dia menarik kepala Darel agar menatapnya.
"Lo yang ngasih gue Hoddie hitam itu kan?" Darel sontak membulatkan mata, Lelaki itu membalas.
"Tapi itu-"
"Karena lo emang ingin gue jadi pelakunya!" Darel diam, kesimpulan macam apa?
"Lo rusak semuanya karena lo gak mau kedok busuk lo kebongkar!"
"Itu gak benar!"
"Mengelak?" Vio berdecih, dia kembali memajukan wajah. "Terus kenapa lo bilang pengen bantu kami, tapi lo sendiri yang udah ingkarin!"
"Maksudnya apa? biar lo bisa sembunyiin niat lo yang sebenarnya. Iyakan?"
Darel menggeleng tak percaya. Vio, teman masa kecilnya itu kini membentaknya, bahkan menuduhnya dengan hal yang tidak-tidak.
"Callista." Mereka berbalik, di belakang kini Jane berdiri dengan mata memerah.
"Lo yang bunuh Calissta?"
"Jangan ngomong yang macam-macam, gue sama sekali bukan orang yang seperti di pikiran kalian!" Darel masih berusaha menahan kesabaran. Dia tau, yang sekarang di hadapannya adalah seorang wanita.
"Lo yang udah lakuin itu, tapi sekarang lo ngasih bukti Hoddie ke Vio?" Jane berpikir itu sedikit masuk akal, Darel adalah orang yang mengatakan bahwa korban kedua akan segera ada, bukankan itu juga bisa di percaya?
"Lo picik!"
"Apa?" Jane memotong saat kalimat hendak keluar dari mulut lelaki itu.
Kini Jane tak mampu menahan air mata, Vio menariknya. Namun sebelumnya dia kembali menatap Darel yang berdiri dengan sorot kebencian.
"Kita gak ada hubungan apa-apa kan?"
"Berhenti buat selalu ada, berhenti pikirin gue, jangan tanyain gue tentang apapun."
"Gue benci sama lo."
Jarinya terkepal, derit pentu di seberang sana, membuatnya berbalik, Lelaki itu membanting meja, melampiaskan semua kemarahannya. Tak habis pikir, Vio dengan mudah menuduhnya? Hanya karena hoddie dan menghancurkan rencana.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLION: Link
Mystery / Thriller(FOLLOW SEBELUM BACA) *** Persaingan untuk mendapat gelar juara, Perpindahan keluar negeri jika pencapaian nilai murid di atas luar biasa, Nilai yang dipaksa walau dari kalangan orang biasa. Mengerikan, semua di paksa untuk terlihat sempurna. Tak be...