33. Satu orang lagi

189 42 3
                                    


***

05:15

"Pagi amat mbak, ada tugas dari wakil kepsek atau gimana?"

"Ehm, gak kok Pak. sengaja cepat, soalnya mau sekalian kembaliin buku untuk Bu Sarah."

"Tapi Bu Sarah-nya belum datang."

"Iya Pak tau, makanya saya buru-buru-" Gadis itu mendekat seraya tersenyum, "Sebagian tugasnya belum di kerja." Terkekeh, pengawas yang berada di samping gerbang HELLION itu mengangguk lantas membiarkan pintu kecil di akses dengan kartu nama milik sang gadis.

"Ah iya Pak, saya boleh minta tolong gak?"

"Iya? minta tolong apa?"

"Saya mau ambil komputer yang katanya di perluin buat resume tugas, Bu Sarah nyuruh saya minta kunci sama bapak." Gadis itu menarik resleting jacket abu-abu-nya saat angin pagi berhembus. Lalu melanjutkan. "Atau Bapak boleh ambilin saya?"

"Ah pasti berat kalau kamu bawa sendiri. Dimana akan di antarkan? Nanti bapak bantu." Senyum terbit dengan anggukan antusias, walau bibir pucatnya yang mengering di pagi buta begini, senyum manis masih melengkung dibibir merah jambu itu.

"Ruangan Bu Sarah masih tutup karena pemiliknya belum datang. Bapak boleh bawa di bagian taman aja ya, Pak."

"Oke."

"Kalau begitu saya duluan!" Punggung mungil itu menjauh, meninggalkan Lelaki yang masih mencoba beberapa kunci agar ruangan cctv terbuka, pengawas itu masih senantiasa melihatnya dari kejauhan. Langkah cepat, bahkan rambut tergerainya kini di tutup di antara tudung. Dan anehnya Pengawas itu merasa ada kejanggalan, apalagi saat dia mengambil jalan berbeda di tempat tujuan sebelumnya.

"Tunggu jalan mainnya!"

***

Vio menyusuri koridor, berniat menyimpan tas di kelas miliknya, dan setelah itu dia akan pergi menemui Darel untuk menanyakan sesuatu.

Lalu lalang murid mulai ramai, baju berwarna putih dengan lapisan jas hitam, dibagian bawahnya Rok berwarna hitam selutut, tak lupa dasi kupu-kupu khas wanita. Entah kenapa, hari ini murid banyak berpakaian rapi. Bukan, bukan karena HELLION mempunyai murid amburadul, malahan sekolah ini tertib dan taat kedisiplinan.

Hal ganjal mulai terdengar, dan membuatnya bertanya-tanya, apa hari ini HELLION ada acara? pertemuan guru atau kedatangan tamu, misalnya?

"Ah, Re! Rambut lo nih! Acak banget!"

"Bantu baikin lah, lo gimana sih!"

"Dasi lo juga miring astaga!"

"Ais, gak rapi lagi kan!"

Vio abai pada beberapa murid yang berlalu, bahkan mereka tak segan mengeluarkan cermin untuk melihat tatanan natural wajah mereka.

Tring! Tring!

Bunyi nyaring terdengar dari arah lapangan. Terlonjat, tentu saja. Sudah berapa lama lonceng keemasan itu tak mengeluarkan suara, dan sekarang benda besar yang berada di gedung bertingkat menjadi atensi utama siswa.

Vio berjalan tergesa agar mudah melihat. dari arah taman memang tak nampak apa-apa. Dan dekat pun tidak ada. Hanya lonceng tua yang bergoyang, atau tertiup angin. Tapi, hal yang membuat terkejut kembali ada.

Layar monitor besar muncul tepat di podium khusus staf guru yang biasa memberi arahan saat apel pagi berlangsung.

Dan lagi, suara nyaring terdengar hingga sebagian murid menutup telinga.

HELLION: LinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang