***"Kita hampir berhasil tadi, Darel!" ucap Vio keras, wajah memerah padam kini dia tunjukan.
"Kenapa harus pulang lagi sih!" unek-uneknya makin keluar, "Dikit lagi, kita bakal tau."
"Issh, lo nyebelin! Mending lo gak usah ikut." Vio berbalik, dan mengambil alih perhatian Darel yang berjalan menjauh, Lelaki itu berhenti lantas menghela nafas keras.
"Emang lo bisa mecahinnya sendiri?" jeda, "daripada kita mutar otak dan habisin banyak waktu, apa susahnya kalau kita minta bantuan?"
"Itu yang gue gak suka." sahut Vio cepat, "Gimana kalau mereka bakal remehin kita? Gue gak suka sama mereka!"
"Kita bisa Darel, kita bisa sendiri." Sekali lagi kalimat keyakinan itu tak meluluhkan hati Lelaki di hadapannya, Vio berdecak.
"Sini ponsel gue! gue bisa cari sendiri, tanpa lo, atau tanpa mereka." ucap Vio akhirnya, dadanya naik turun menahan emosi dengan sikap Darel yang keras kepala.
"Apa yang bisa lo lakuin?" sahut Darel akhirnya, kini wajah Vio berubah karena pertanyaannya. "Lo bertahan karena lo tau, pemimpin nilai tertinggi masih diri lo sendiri. Cuma itu yang lo andelin. Iya?"
Vio terdiam.
"Makanya lo malu minta bantuan sama mereka, karena secara nilai lo lebih tinggi dari mereka. Padahal gue tau, lo juga gak sanggup mecahinnya sendiri Viola." Darel menjelaskan, dan penuturannya tidak ada yang melesat sekalipun.
Vio bungkam, melihat Darel yang tersenyum menyakinkan di hadapannya, Lelaki itu menarik tangan Vio mendekat lalu berucap.
"Percaya sama gue."
Masih gelisah, Vio berusaha mengontrol emosi lalu wajahnya terangkat menatap Darel lekat.
"Siapa yang bakal kita temuin?"
"Luna."
***
Claire berlari, dengan nafas tersenggal Cewek itu memasuki pagar pembatas sekolah HELLION dengan mengeluarkan kartu pengenal hingga gerbang itu bergeser sedikit. Hanya sedikit, karena itu memang sudah perubahan dari sekolah setelah misi hanya di berlakukan pada mereka bersepuluh.
Dan kartu itu, hanya Claire sendiri yang mempunyainya.
Lagi, berlari hingga melewati lapangan yang besarnya lumayan juga. Claire mengatur nafas saat sampai di ambang pintu. Satu tarikan, Claire terkejut saat tak menemukan Luna disana, melainkan Lelaki yang terus menekan Tetikus tanpa jeda.
Dia berjalan di antara cahaya remang-remang.
Hoddie yang tersampir pin khusus HELLION itu memang sudah tidak asing, apalagi penutup kepala yang selalu di kenakannya. Siapa yang tak tau dengan pakaian pelaku yang nampak pada malam hilangnya kepala sekolah.
Yap, dia berada di hadapan Claire sekarang.
"Daniel?"
Claire berusaha mencari letak saklar lampu, namun tetap tak berhasil. Kini Lelaki yang duduk bersender itu mengalih dengan wajah yang nampak di terpa cahaya komputer.
"Daniel? Lo ngapain disana?" Claire mendekat, namun beberapa langkah dirinya mundur dengan badan yang menyentuh tembok, benturan lumayan keras membuatnya menutup mata saat rasa sakit terasa menjalar terutama di bagian kepala.
Dia mendorong Lelaki itu kuat.
"Lo apa-apaansih!"
"Lo yang kenapa Claire!" Daniel balas berteriak, Lelaki yang mundur karena tolakan Claire itu kini maju selangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLION: Link
Mystery / Thriller(FOLLOW SEBELUM BACA) *** Persaingan untuk mendapat gelar juara, Perpindahan keluar negeri jika pencapaian nilai murid di atas luar biasa, Nilai yang dipaksa walau dari kalangan orang biasa. Mengerikan, semua di paksa untuk terlihat sempurna. Tak be...