25. Menghilang

196 41 0
                                    


***

Darel terlonjak, Lelaki yang tadinya ingin mengembalikan cangkir kopi kini berbalik pada Sarah yang menutup pintu keras dengan wajah memerah.

"Darel-"

"Kenapa?"

"Luna gak ada di kamarnya!" dia mengerut.

"Gak ada gimana?"

"Dimana Vio sekarang?" bukannya menjawab, Sarah hanya kembali bertanya. Hal itu membuat Darel bertanya-tanya.

"Di teras hotel." walau masih belum bisa memastikan. Lelaki itu justru makin penasaran, dan menjawab pertanyaan yang terlontar dia menarik Sarah dan masuk kedalam kamar Super class milik Luna.

Mereka memang sengaja berkumpul disini. Tidak, khusunya untuk kelompok Vio yang memilih berbincang di teras hotel milik kelas unggulan. Dan juga guru tidak akan marah, mengingat sebagian dari mereka dari kelas unggulan termasuk Vio, Luna dan Darel, sarah juga ikut-ikutan karena tergabung dalam grup itu.

Daniel? sejak kejadian malam itu, Lelaki itu masih tak menampakkan wajahnya. Dan mereka juga tidak bisa mengambil kesimpulan tentang Daniel yang mungkin punya sangkut-paut dari pelaku sebenarnya. Mereka masih sadar, Daniel juga adalah bagian dari mereka.

Tarikan itu sampai di kasur empuk tempat Luna biasa berbaring. Yang Darel tau, Luna memang masih mengonsumsi obat yang diberi dokter untuk menjaga-jaga. Dan kondisi Sarah sudah berbanding terbalik, selagi dia tidak mengingatnya, tidak akan terjadi masalah.

"Lo udah periksa semua? bisa aja Luna lagi mandi atau apa."

Mata Sarah bergerak gelisah, "Udah Rel, tapi dia gak ada."

"Kita tanya Vio, siapa tau dia di sana kan?" Satu gelengan sebagai balasan.

"Gue dari tadi sama Vio, kami bahkan cuma berdua. Kalaupun Luna keluar dari hotel, pasti lewat depan kan? tapi gak ada."

"Kita lapor guru?"

Darel kembali menggengam tangannya lalu menariknya segera, "Kita cari di bagian hotel dulu, gue bakal panggil Vio. kalau tetep gak ada, kita bisa panggil pengawas atau laporin sama Pak Hendrik."

***

Sebelum misi kelompok Claire di mulai.

"Mmp!" Luna kesal, melihat dari celah lemari yang sedikit terbuka, suara Sarah dan Darel terdengar dari luar sana. Dan mereka tidak becus memeriksanya!

Dia sedikit mendongak, menatap tajam Lelaki yang kini menutup mulutnya dengan tatapan datar. Tidak ada belas kasihan, dia pikir Luna ini apa?

Bunyi pintu tertutup dengan suara larian menjauh, Luna tau orang di luar sana sudah pergi tanpa menemukannya, dan pasti dengan sedikit kegelisahan.

Hingga dia mempunyai waktu, lengannya dengan cepat menghantam perut Lelaki itu hingga melepaskan dekapan tangannya, lemari hampir oleng jika tidak dengan cepat Gadis itu keluar.

Hentakan kesal dengan sedikit ringisan di keluarkan, Luna berkacak pinggang.

"Mau lo apa sih?"

"Gak cukup hari itu lo ninggalin kami hah!" Bentakan, Lelaki yang duduk itu dengan sedikit mengambil topangan pada meja disampingnya. Dia terkekeh setelahnya, membuat alis Luna menyatu heran.

"Gue udah ketemu pelakunya."

Ekspresi itu secepat kilat berubah, Luna maju selangkah mendekat.

"Siapa?"

Balasan yang memuakkan, lelaki itu justru mengeluarkan kekehannya lagi.

"Siapa Daniel!" Geram, luna masih mengatur kesabarannya. "Yaudah, gue bisa bilang sama sarah, Darel atau Vio, kalau lo berani nyulik gue!"

HELLION: LinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang