12. Sistem sialan

321 55 3
                                    


***

"Kepala sekolah sudah memberi keterangan, dan hari ini berkas itu akan di perlihatkan pada banyak murid."

"Itu benar kan Bu?"

Kekehan. Guru di seberang sana terdengar menyesap minuman.

"Apa Ibu terdengar becanda?"

"Tidak Bu, saya akan segera membawanya kesana." Senyuman itu tak mampu dia tahan, Claire berjalan tergesa keluar ruangan megah kamarnya.

Sampai di meja penuh hidangan, dia menyapa girang, Semua murid Super x class yang lama memberinya tempat duduk.

Jika kalian bertanya, kenapa Vio tidak ada? Karena Murid yang tinggal di hotel HELLION masih belum di ubah dari yang lama. Alasan jelasnya, Ujian semester belum selesai dari target dua minggu, sedangkan ujian masih berlangsung selama 5 hari. Banyak di tunda karena masalah kepala sekolah, dan jatuhnya murid peringkat ketiga dari Rooftop.

Artinya, Vio masih dalam proses pemilihan kembali, nilainya juga belum terhitung dari semua mata pelajaran, bisa jadi nilai ketuntasan yang dia dapat hingga akhir ujian menurun. Dan apabila dia sudah bergabung dengan anggota Super x class, hanya di lihat dari nilai tinggi pertama, Jika nilainya kembali menurun di akhir dan di keluarkan dari anggota baru, itu sama sekali tidak lucu.

Nilai juga butuh kepastian. Paham yaa.

"Kin di mana berkas yang gue kasih semalam?"

"Kenapa? lo mau bawa kemana?"

"Rencana gue berhasil dong!" Kin membulatkan mata, menatap Claire penuh selidik. "Tau dari mana?"

"Bu Sarah tadi nelpon."

"Lo minta bantuan bu Sarah?"

"Gak boleh emang?" Claire berjalan melewati Kin yang masih mengikat tali sepatunya, setelah habis sarapan tadi, Claire dengan segera menemui Kin di kamarnya karena tak bertemu di tempat makan.

Lelaki itu memang begitu, dia tak suka bergabung dengan yang lain, jika dia lapar, dia hanya perlu meminta beberapa pelayan hotel untuk membawakan makanan untuknya.

"Lo bisa di bilang macam-macam kalau orang lain tau." Berbalik, Claire mengerutkan kening.

"Jangan sampe orang lain tau lah." ucapnya santai, dia kembali berjalan tanpa masalah ke cermin besar di ujung meja belajar, mengambil jepit rambut mawar merah lalu menyelipkan di antara rambut lembutnya.

"Semuanya gak bisa terus di sembunyiim Claire, lo cuma perlu hati-hati aja."

Anggukan beberapa kali, Claire melihat pantulan Kin di cermin. "Tanpa lo bilang gue udah gitu Kin dhananjaya."

Dia melihat Lelaki itu tersenyum di belakang sana, dia berjalan mendekat hingga Claire membalik cepat. Lelaki itu sudah berada di hadapannya.

Dia mendekatkan wajahnya dengan sedikit lekukan kaki, Melihat lebih teliti Gadis yang lebih pendek darinya ini.

Jantung Claire berdetak cepat, kepalanya sedikit mundur kebelakang. Tapi elusan di kepalanya membuat Claire mengubah ekspresi wajah.

"Lo selalu gak mau ngalah." Ucap Kin lembut lalu mencubit gemas Pipi kiri Claire.

Hanya itu, tapi Claire sudah di buat deg-degan. Padahal itu adalah kebiasaan Kin sejak dulu padanya.

Tapi makin kesini, perasaan Claire semakin tak bisa di jelaskan.

***

"Ini apa?"

Kerumunan dari Madding besar itu semakin banyak, kini Vio berusaha untuk menemukan celah yang muat untuk dia masuki. Tidak ada, badannya bahkan beberapa kali terhuyung jika dia tidak menjaga keseimbangan. Nasib gadis tak berisi, sudah seperti itu.

HELLION: LinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang