Bab Sebelas

5K 374 2
                                    

Jangan lupa VCS, Ref! Ikuti profil aku biar kalian nggak ketinggalan cerita seru lainnya. Spam komen gih, biar cepet update 😂🤣🤣

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G

Aretha turun dari tangga rumahnya dengan mengendap-endap. Gadis itu berniat kabur dari rumahnya, karena sang mama terus merecoki dirinya untuk ikut ke acara arisan ibu-ibu sosialita.

Ceklek

"Atas nama Aretha?" tanya sang kurir pengantar makanan.

"Iya. Berapa semuanya?" tanya Atetha dengan suara pelan.

"Tiga ratus ribu."

Aretha langsung mengeluarkan tiga lembar uang berwarna merah, kemudian langsung mengambil makanan cepat sajinya, dan meninggalkan rumahnya.

"Ck. Susah banget, sih!" gerutu Aretha sambil sesekali melirik jalanan dari samping. Pandangan matanya kini tertutup oleh tumpukan kardus makanan cepat saji yang ia bawa.

"Tumben banget rumahnya bang Satria banyak motor," gumam Aretha.

"Assalamu'alaikum!" ucap Aretha sambil berteriak.

"Waalaikumussalam!"

Kok rame?

Aretha membelalakkan matanya ketika ruang tamu rumah Satria dipenuhi oleh sebagian besar adalah kakak kelasnya.

"Lho! Aretha?!" Laura kaget ketika melihat wajah perempuan dibalik tumpukan kardus makanan cepat saji adalah adik kelasnya.

"Iya, Kak? Kakak di sini juga?" tanya Aretha canggung.

"Ada rapat anggota. Harusnya 'kan hari ini, tapi karena libur rapatnya diadain di rumah Satria."

Aretha menganggukan kepalanya paham. Tanpa sengaja matanya melihat ke arah seseorang yang membuatnya uring-uringan dari malam tadi. Seseorang yang mampu membuat Aretha menangis hingga terlelap ke alam mimpi. Dan sekarang, seseorang itu berada di depannya dengan seorang gadis yang sudah masuk ke dalam black listnya lagi.

"Eh, bontot. Kamu di sini?"

Kenapa kak Revan sama kak Rio dateng segala sih?!

"Dek, kamu di sini? Ngapain?!" tanya Rio heran. Pasalnya mamanya baru saja mengabari dirinya jika sang adik berada di kantor papanya. Tetapi ternyata realita tak sesuai dengan fakta.

"Nggak ada," ucap Aretha pelan. Gadis itu pamit kepada kakak kelasnya, tetapi sebelum itu, matanya berhenti sejenak ketika pandangannya terarah ke Rafa.

Aretha meletakkan beberapa tumpukan kotak makanan cepat saji di sembarang tempat. Gadis itu langsung berlari ke belakang rumah Satria, lebih tepatnya taman bunga yang sengaja dibuat oleh Sandra—ibu Satria.

Aretha memandang hamparan bunga mawar dengan mata memerah. Kenangan demi kenangan dulu terlintas di pikirannya ketika bersama Rafa.

Kenapa sesulit ini untuk melupakannya?!

Padahal pertengkarannya dengan Rafa belum sampai sehari semalam. Dan ini adalah pertengkaran pertama yang membuat kata-kata 'putus' itu berakhir di bibirnya. Biasanya kecemburuan Rafa akan teredam oleh Aretha entah bagaimana pun caranya. Tetapi kali ini, api cemburu Rafa malah dituang minyak oleh Aretha, membuat masalah mereka kian berkobar.

"Aretha."

Suara dari tante Sandra—ibu Satria membuat Aretha mengusap air matanya cepat. Gadis itu berbalik, kemudian pura-pura tersenyum ke arah wanita paruh baya itu.

My Perfect Hubby (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang