Bab Delapan Belas

5.3K 372 10
                                    

Heyo! Ada yang masih aktif? Nggak ada? Yaudah. Komwel Ref!

One vote, comment, and share means a lot to this story

******

Aretha memutar-mutar pulpen yang ada di atas meja dengan bosan. Rasanya, ia sangat-sangat ingin bertemu Rafa, meskipun ia tadi baru saja melihat laki-laki itu.

Brak!

"Woy! Ngelamun mulu lo!"

Galen menggebrak meja sambil berteriak di depan Aretha. Tetapi bukannya kaget, Aretha malah memandang laki-laki itu dengan tatapan datar. "Lo kuker, ya?"

"Siapa yang kuker, coba?" tanya Galen balik. "Tha, lo hebat banget sekarang jadi perhatian guru-guru. Apa-apa Aretha, apa-apa Aretha."

Aretha memutar bola matanya malas, gadis itu malah mengambil tasnya kemudian ia tutup ke wajah.

Mengingat wajah, ia menjadi ingat dengan kelakuan Rafa di depan lapangan. Gadis itu menyentuh bibirnya sambil tersenyum manis.

Dengan tergesa, gadis itu langsung mengeluarkan ponselnya dan mengerimkan pesan ke Rafa.

Raf, lagi apa?

Tak lama dari itu, sebuah balasan langsung muncul membuat Aretha memekik tertahan.

Hubby
Di perpustakaan

Ngapain?

Hubby
Belajar LCC

Berdua sama Nadia?

Hubby
Hm. Mau sayang-sayangan sama dia.

Aretha membelalakkan matanya ketika Rafa membalas pesannya dengan kalimat tersebut. Awas saja jika laki-laki itu berani macam-macam dengan dirinya, ia tidak akan sudi berbicara lagi.

"Ini ada soal matematika. Kita disuruh nyatet materi, referensinya dari perpustakaan. Sebelum jam pulang harus dikumpulkan!"

Ketua kelasnya tiba-tiba muncul dengan mengeluarkan sejurus perintah dari guru. Dirinya langsung tersenyum seketika, perpustakaan dan Rafa, laki-laki itu berada di sana. Berbangsa terbalik dengan Aretha, kini semua siswa langsung mendesah kecewa ketika mendengar kata-kata tersebut.

—oOo—


"Permisi Ibu, kami disuruh guru MTK untuk cari referensi buku di sini." Fahmi meminta izin kepada guru jaga perpustakaan. Sedangkan teman-temannya sibuk entah ke mana.

"Silahkan, tapi jangan berisik, ya. Ada anak LCC yang belajar di sini, soalnya."

"Baik, Bu. Terimakasih."

Ketika sudah mendapatkan izin dari guru perpustakaan, Aretha langsung berkeliling mencari buku referensi yang di maksud tersebut. Bahkan gadis itu lupa jika ada Rafa di ruangan yang sama dengannya sekarang.

"Yah ... bukunya di atas."

Aretha berjinjit agar tangannya bisa mengambil buku matematika tersebut. Tetapi baru beberapa detik ia berjinjit tubuhnya sudah melayang di atas membuat gadis itu memekik tertahan.

"Rafa! Turunin!"

"Yakin banget kalo Rafa?" tanya laki-laki itu.

"Ih! Yakinlah! Mana ada orang aneh kaya kamu. Turunin, cepet!" Aretha memukul tangan Rafa membuat laki-laki itu langsung menurunkan tubuh Aretha. "Kuker!"

My Perfect Hubby (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang