Bab Tiga Belas

5K 349 5
                                    

Hola, aku update. Ada ada yang kangen sama RafAretha nggak? Nggak ada?! 🤣🤣😭

Kasian banget mereka berdua.

Ah, lopyu Refidelsa

Jangan lupa VCS, ok


One vote, comment, and share means a lot to this story

**********

Sudah sebulan hubungannya dengan Rafa digantung tanpa kepastian. Mereka seolah tak saling kenal ketika bertemu. Tanpa kepastian, kabar, dan kerinduan yang semakin dalam.

Hidup Aretha semakin hampa tanpa kehadiran laki-laki itu. Seakan dunianya sunyi ketika mereka berdua seolah tak saling mengenal.

Aretha mematut dirinya di depan cermin. Senyumannya tak pernah pudar ketika hari ini, setelah sekian lamanya dirinya kembali bertarung dengan segala alat lukis untuk memperjuangkan sesuatu.

Bahkan sejenak ia melupakan fakta bahwa seseorang yang mengenalkannya dengan lukisan adalah seseorang yang masih membuat luka di hatinya kian menambah sampai kini.

—oOo—

"Pagi, Mama! Pagi Papa!"

Aretha menuruni tangga dengan membawa sekotak alat lukis, serta sebuah kotak besar yang ia khususkan untuk sahabatnya nanti.

"Pagi, sayang!"

"Wah! Udah gede ternyata kamu. Nanti harus menang, ya. Mama sama Papa bakal bantu doa dari rumah," ucap Erika sambil mencium pucuk kepala si bungsu.

"Insya Allah, Ma." Aretha tersenyum lebar. Sepertinya ada sesuatu yang kurang, Rio. Di mana laki-laki itu? "Kak Rio di mana, Ma?"

"Masih tidur. Kemarin pulang malem, katanya hari ini kelas siang." Aretha menganggukkan kepalanya paham. "Udah kamu cepet sarapan, nanti di tinggal lagi. Oh, iya. Kue kamu ada di belakang, jangan lupa di bawa."

"Siap, kapten!"

—oOo—

Aretha menyipitkan matanya kala mentari menerpa wajahnya. Gadis itu berdecak kesal ketika tangannya harus membawa seperintilan alat kejutan untuk sahabatnya.

"Mana kuenya?" tanya Galen membuat Aretha terkesiap.

"Galon! Ngangetin orang lo, ya!" Galen tertawa singkat melihat wajah kesal Aretha. Laki-laki itu langsung mengambil alih kue yang berada di tangan temannya itu tanpa permisi.

"Lo udah ngomando anak-anak kelas?" tanya Aretha yang dibalas anggukan kepala oleh Galen. "Awas aja sampe gagal!"

"Aman, princess."

Aretha memutar bola matanya malas, gadis itu langsung bergegas menuju kelasnya agar dirinya bisa cepat berangkat ke tempat perlombaan di mulai.

"Ini sebenarnya ada apa? Kenapa mata gue pake ditutup segala?"

Aretha terkikik geli ketika Hani sudah berada di halaman kelas dengan mata yang ditutup kain. Akibat semangat Aretha hendak menghampiri Hani, dirinya hampir terjungkal karena menabrak seseorang.

Kenapa harus salah satu dari GARIS?!

Cukup lama antara Aretha dengan laki-laki itu saling menatap, hingga laki-laki itu menegakkan badan Aretha.

My Perfect Hubby (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang