"Han," panggil Aretha.
"Kenapa?" tanya Hani. Aretha menggelengkan kepalanya, membuat Hani mengernyitkan alisnya.
"Kita duduk di sana, 'yo!" ajak Aretha yang langsung dibalas anggukan kepala oleh sahabatnya itu.
"Capek banget sih, Han!" Aretha mengusap peluh keringat yang berada di pelipisnya.
"Namanya juga MPLS." Hani membuka air mineralnya kemudian meneguknya hingga tersisa setengah botol. "Lo mau?" tanyanya kepada Aretha.
Aretha menggelengkan kepalanya perlahan. "Gue udah minum tadi."
"Lo udah dapet tanda tangan berapa, Han?" tanyanya.
"Tinggal satu lagi. Si doi lo di mana? Gue dapet jatah dia," ucap Hani.
Aretha menghela nafas pelan membuat Hani menolehkan kepalanya heran. "Lesu banget lo, Tha. Dapet tanda tangan berapa?"
"Baru satu."
"Gila! Berapa memang jumlahnya?" tanya Hani penasaran.
"Cuman dua sih, tapi yang satunya susah banget nyarinya."
"Yaudah. Temenin gue ke kak Rafa, nanti gue bantu cariin."
Aretha menggunakan kepalanya pasrah, kemudian beranjak dari duduknya menuju taman belakang.
—OoO—
"Satria lama Anjir!"
Ketika mereka berdua menginjakkan kaki di taman, indera pendengarannya langsung disambut dengan suara seseorang laki-laki yang mereka yakini adalah teman Rafa.
"Kak," panggil Aretha dan Hani secara bersamaan.
Keempat laki-laki yang berada di sana langsung menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Bermacam ekspresi langsung mereka tunjukkan ketika dua adik kelasnya menemui mereka.
"Kenapa ya, Dek?" tanya Arsha lembut.
Arshaka Airus Athailah
Salah seorang dari laki-laki yang mempunyai mulut manis dari kelima sahabatnya. Sifat Arsha beda-beda tipis dengan Gibran. Perbedaannya jika Gibran cenderung memberi kepastian pada sebuah hubungan, tapi Arsha cenderung meninggalkan ketika sedang senang-senangnya.
Meskipun Gibran memberikan kepastian, tetapi belum lebih dari dua bulan hubungan tersebut akan kandas di tengah jalan.
Gue cuma pengen tantangan, biar suatu saat gue ditinggal sama cewek waktu sayang-sayangnya nggak bakal kaget.
Jawaban yang dilontarkan Gibran dan Arsha juga berbeda. Jika Gibran ingin mendapatkan perhatian, maka Arsha ingin berjaga-jaga jika ia ditinggal oleh pacarnya nanti.
"Gue heran, yang habis marah-marah nggak jelas tadi kayaknya ruh. Iya nggak Bra?" tanya Gibran menyindir Arsha.
"Yoi bro!"
"Eh, sampe lupa. Adik-adik ini mau ngapain ke sini, ya?"
"Lo lupa gue bilang apa sama lo tadi?!" tanya Rafa dengan tangan yang terkepal sempurna.
"Sans elah, Fa. Bercanda gue," jawab Gibran dengan cengirannya.
"Sebenernya bukan Aretha yang punya kepentingan, tapi saya Kak. Saya mau minta tanda tangan." Hani berucap sambil tersenyum canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Hubby (END)
Teen FictionPrivate acak Follow dulu sebelum baca! Tepi-tepi! Uwuphobia diharap mundur‼️‼️ Disarankan baca ini di tempat sepi. Nanti dikira kenapa-napa gara-gara senyum-senyum sendiri. Blurb Gimana ya rasanya kalau kita sebenernya dekat bahkan punya hubungan sa...