Tiga Puluh Empat

5.2K 351 17
                                    

Setelah si gadis kecil, Aluna membuatnya malu dengan kepolosannya. Kini, gadis itu ikut bersama dirinya ke rumah mereka dengan alasan kesepian di rumah. Aretha oke-oke saja, tetapi Rafa, laki-laki itu seakan tak ingin ada Aluna di rumahnya.

Sejak beberapa jam yang lalu, Rafa keluar untuk pergi ke perusahaan Papanya. Entahlah, Aretha tak tahu apa yang dikerjakan oleh laki-laki itu.

"Kak, Kak Rafa ke mana, sih?" tanya Aluna.

"Katanya ke perusahaan Papa. Eh itu orangnya. Kita kerjain mau nggak?" tanya Aretha dengan senyum misterius.

"Ayo Kak!"

Mereka berdua langsung berlari ke arah pintu utama yang tidak terkunci. Ketika Rafa hendak membuka pintu, Aretha dan Aluna sama-sama berteriak membuat Rafa benar-benar kaget.

"Dor!!"

"Anjing!!"

Mereka berdua sama-sama tertawa ketika melihat ekspresi wajah Rafa yang benar-benar lucu tadi.

"Ih ngomong kasar, ya, Kakak kamu."

"Gila kalian!" ucap Rafa dengan wajah masamnya.

"Nggak boleh ngomong kasar, Kak," ucap Aluna sambil mengekori Rafa yang hendak naik ke undakan tangga.

Aretha langsung menyusul mereka berdua ketika tawanya sudah mereda. Tetapi tawa gadis itu kian meledak ketika melihat wajah suaminya yang masih masam.

"Ih, kakak ambekan jadi cowok."

Laki-laki itu menatap tajam ke arah Aluna ketika adiknya bisa-bisanya menghina dirinya.

"Pengen ngakak, sumpah."

Aretha dan Aluna saling pandang, kemudian kembali tertawa membuat Rafa langsung masuk ke dalam kamar mandi dengan sedikit membanting pintu.

Beberapa menit kemudian, laki-laki itu keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sudah segar, meskipun ekspresi masamnya masih terlihat.

"Minggir!" Rafa mendorong tubuh Aretha hingga gadis itu terjatuh di lantai.

"Dih, baperan!"

Rafa tak memperdulikan ucapan istrinya. Laki-laki itu langsung masuk ke dalam selimut, dari pada mendengar kedua gadis itu yang siap memojokkan dirinya seorang diri.

"Papa ambekkan, ya."

Aretha tertawa geli mendengar ucapannya kali ini. Gadis itu kemudian membuka selimut Rafa dan mencium pipi laki-laki itu.

"Kak laper," ucap Aluna dengan wajah memelas.

"Bangunin Kak Rafa, gih! Kita makan di luar aja," jawab Aretha sambil melirik ke arah suaminya yang sudah memalingkan tubuhnya.

"Kak ... bangun!!!" Aluna menggoncang tubuh Rafa membuat laki-laki itu berdecak.

"Ada bibi, 'kan?! Udah minta makan sana!"

Aretha dan Aluna sama-sama terdiam ketika mendengar intonasi Rafa yang meninggi.

"Udah yo, sayang. Kita buat makanan aja, nanti yang tidur nggak usah di kasih."

Rafa yang mendengar sindiran dari Aretha langsung bangun dari tidurnya. Laki-laki itu menatap datar ke arah dua perempuan yang saling memeluk itu.

"Oke-oke! Aku anter sekarang!"

"Nah, gitu dong!" ucap Aretha dan Aluna serempak.

Kedua perempuan itu saling lirik kemudian berlari mendekati Rafa. Tanpa disangka-sangka mereka mencium pipi Rafa, kemudian langsung berlari meninggalkan ruangan tersebut untuk ke kamar sebelah.

My Perfect Hubby (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang