Dua Puluh Sembilan

4.8K 339 13
                                    

Jangan lupa VCS, Ref!!

One vote, comment, and share means a lot to this story.
Typo ngomen, gih. Ganjeli mata tau nggak

HR

**************


Hari ini kaki Aretha sudah tidak dipasangi gips. Gadis tersebut juga sudah mulai belajar berjalan walau hanya sebentar. Semua bersyukur atas kecerobohan Aluna membawa kebahagiaan untuk kedua belah pihak keluarga.

"Udah belum?"

Rafa mencium kening Aretha kemudian duduk di sebelah gadis tersebut. "Nanti nggak usah ikut kerja bakti. Kamu duduk aja, ya."

Aretha menganggukan kepalanya. Rafa mengusap pipi Aretha dengan tangannya, kemudian menariknya dengan sangat keras.

"Sakit, ih!"

"Kamu tau nggak?"

"Apa?"

"Katanya kalo orang senyum, dagu kita bakal ke tarik."

"Ke tarik? Ke tarik kayak mana?" tanya Aretha heran.

"Coba dulu, deh."

Aretha langsung tersenyum, membuat Rafa langsung terkekeh. Laki-laki itu langsung mencium pipi Aretha membuat gadis itu langsung cemberut.

"Mana?!"

"Coba ulangi," ucap Rafa.

"Manisnya." Rafa terkekeh ketika Aretha kembali menuruti ucapannya.

Aretha mengerjapkan matanya berkali-kali. Dirinya ... kembali ditipu Rafa?

"Ish! Nyebelin tau nggak! Kenapa sih kamu kerjaannya nipu mulu!" Aretha memukul lengan Rafa secara membabi buta. Mungkin jika pergelangan tangan Aretha tidak ditahan oleh Rafa, gadis itu masih memukul suaminya.

"Cantik banget sih, kalo senyum. Jangan marah-marah mulu, lah. Jelek tau," ucap Rafa sambil menatap lekat mata Aretha. "Itu pasti mau baper."

Aretha mengerjapkan matanya tak percaya. Mudah sekali laki-laki di depannya ini menghancurkan suasana? "Dih! Siapa yang baper coba?! Percaya diri sekali!"

Rafa mencium pipi Aretha sekilas. Laki-laki itu kemudian menjongkokkan badannya di depan Aretha dan dengan senang hati Aretha langsung menaiki punggung suaminya.

"Sudah siap, sayang?" Aretha menganggukan kepalanya semangat. "Come on to school!"

—oOo—

"Aretha! Lo udah bisa jalan?!"

Mereka semua langsung menghambur ke pelukan Aretha. Hampir saja gadis itu oleng, jika tidak ada tangan temannya yang memegangi tubuhnya.

"Masih pake kruk gitu," jawab Aretha.

"Kita seneng banget!" ucap Lita heboh. "Lo pokoknya duduk di sini. Sambil awasin anak laki-laki yang nggak mau piket."

"Iya, Tha. Kasian kaki lo kalo buat ngapa-ngapain," sahut Ali.

"Baiknya kalian." Aretha mencubit pipi Lita dengan sangat keras membuat gadis itu langsung memberengut sebal. Pandangannya kini jatuh ke arah teman sejawatnya yang hanya diam memandangi dirinya. "Lo nggak seneng, ya, Han?"

"Lo kira gue apa nggak seneng? Seneng banget, malah!"

"Udah-udah! Gibah mulu! Dasar anak cewek nggak punya kerjaan," ucap Galen.

My Perfect Hubby (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang