Bab Sepuluh

5.9K 401 6
                                    

Don't forget for VCS (Vote,Coment,Share) Ref!

One vote, comment, and share means a lot to this story

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G


Senin dan upacara. Dua kata itu sangat susah untuk dipisahkan dari para siswa. Mereka harus rela berdiri, dan diterpa panasnya sinar matahari. Belum lagi jika sang pembina upacara mengucapkan amanat yang panjangnya melebihi tiang bendera, mereka bisa berdiri selama 40 menit lamanya di lapangan.

"Han, lo sini!" ucap Galen sambil menutupi wajahnya dari terpaan sinar matahari.

"Ogah! Lagian lo wakil kok lepas tanggung jawab," cibir Hani.

"Tha ... Aretha." Galen tersenyum manis ke arah gadis yang berdiri paling belakang di antara yang lain.

"Apa?"

"Lo tau, Tha. Cewek itu cantik kalo kena sinar matahari," ucap Galen membuat semua orang mendengus.

"Terus?"

"Lo itu cantik, Tha. Tapi tambah cantik kalo di depan," jawab Galen sambil tersenyum lebar.

Mereka semua langsung bersiul heboh. Untung upacara belum di mulai, yah ... meskipun kelas mereka tetap menjadi pusat perhatian.

"Glen, denger ya!"

"Nama gue bukan Glen," ucap Galen tak terima.

"Suka-suka gue lah! Lo aja ganti-ganti nama gue seenaknya," jawab Aretha sewot. "Dengerin, ya. Gue nggak mempan lo puji. Dan asal lo tau, cowok itu ganteng kalo mau ngalah sama anak cewek. Apalagi masalah panas."

Heboh barisan X IPA 1. Mereka saling menggoda ke arah dua pasangan saling jatuh-menjatuhkan itu. Mungkin, akan banyak perdebatan antara Aretha-Galen di kelas mereka.

"Kelas X IPA 1."

Mereka semua langsung menoleh ke belakang ketika sebuah suara langsung menginterupsi ucapan mereka.

"Ketua sama sekretarisnya ke gerbang depan sekarang," ucap kakak kelas mereka.

"Cantik sih, tapi galak."

"Mungkin kalo orang belok lihat mereka langsung balik gara-gara dijudesin."

"Indukkan cheetah kali, ya?"

Ucapan demi ucapan langsung terdengar ketika kakak kelas mereka meninggalkan barisan IPA 1.

"Ayo, Tha!" ajal Fahmi.

"Mau ngapain coba," gumam Aretha malas.

"Saingan lo, Tha! Siap-siap mental aja. Sama asah kemampuan bacot lo," ucap Galen.

"ABCD!" seru Aretha kemudian menyusul Fahmi yanh sudah meninggalkan dirinya.

-oOo-

Aretha berdecak kesal, ketika kakinya baru saja menapaki gerbang, matanya langsung disuguhkan dengan pemandangan seseorang yang ia yakini adalah Nadia. Gadis itu sepertinya sengaja merapatkan badannya ke arah Rafa. Bahkan sesekali, bahu mereka berdua saling bersentuhan.

"Assalamu'alaikum," ucap Aretha sambil tersenyum. Ok, kali ini dirinya harus pencitraan.

"Waalaikumussalam," jawab mereka yang ada di sana.

My Perfect Hubby (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang