Ada yang masih online nggak?
Komwel, dong kalo ada🤣🤣🤣Jangan lupa VCS, dan bagiin cerita ini ke orang terdekat kalian ya. Biar banyak yang baca, hehe.
HR
(Happy Reading)Dua minggu sudah sejak kejadian di mana Aretha membukakan matanya walau hanya beberapa detik. Dan sejak hari itu pula, gadis itu kembali menutup matanya hingga sekarang.
Semua berjalan normal, tidak ada perubahan dan juga tidak ada penurunan. Mereka semua tetap berharap Aretha segera membuka matanya meskipun hal tersebut tidak dapat diprediksi kapan terjadi.
LCC yang diselenggarakan di SMA Nevada berlangsung hari ini. Hari bersejarah di mana semua siswa akan menunjukkan kepintaran masing-masing.
Rafa termangu di depan brangkar Aretha. Rasanya berat sekali untuk memulai dan membuka lembaran baru tanpa kehadiran Aretha. Seharusnya gadis itu memberinya semangat ketika ia berjuang hari ini. Tetapi, harapan mungkin akan tetap menjadi harapan.
"Sayang ... sampe kapan kamu kaya gini terus, hm? Dua minggu lebih kamu tidur nggak capek?" tanya Rafa sambil mengusap kepala Aretha. "Kamu tau? Padahal aku dulu pernah bayangin kalo kamu nyemangatin aku di tribun penonton sama temen-temen sekelas kamu, Tha. Kamu teriak-teriak, terus ngelakuin hal aneh yang buat semua orang ketawa."
"Kamu nggak ada niatan bangun, ya?" tanya Rafa setelah hening beberapa saat. "Kamu udah ketinggalan pelajaran berapa kali coba? Kalo kamu nggak bangun-bangun, nanti kamu sendiri yang susah. Bangun, ya. Aku nungguin kamu di sini."
—oOo—
SMA Nevada telah ramai oleh siswa dan siswi yang hendak berlomba. Segala persiapan sudah mereka lakukan matang-matang untuk menyambut tamu dari SMA lain.
Bukan hanya itu saja, perwakilan dari Nevada pun juga mempersiapkan diri untuk menyabet juara di perlombaan kali ini.
"Elah ini anak! Di saat partner lo belajar, lo malah di sini. Niat menang nggak sih, Raf?" tanya Arsha sambil merangkul bahu Rafa dari samping.
Rafa menghela nafasnya pasrah. Persetan dengan perlombaan, jika saja bukan karena saham Papanya, dirinya akan mengundurkan diri sekarang juga.
"Keadaan Aretha gimana, Raf?" tanya Ibra. "Gue tanya Satria malah di sinisin tadi."
"Normal. Nggak ada perubahan," jawab Rafa seperti tak mempunyai semangat hidup.
"Gini ya, Raf. Lo dengerin saran gue." Gibran duduk di samping Rafa. Laki-laki itu menghempaskan tangan Arsha yang masih bertengger manis di bahu Rafa. "Awasin tangan lo!"
"Sialan lo, kukang!"
"Lo sayang sama Aretha, 'kan?" Rafa menatap dingin ke arah Rafa membuat Gibran langsung merubah ucapannya. "Gini lho, maksud gue lo harus buat kejutan ketika dia sadar. Malah prestasi lo merosot gini."
"Gue capek, Gib. Gue nggak tau harus ngapain." Rafa mengacak-acak rambutnya kasar. Hatinya benar-benar lelah merasakan penderitaan yang seperti tidak ada akhirnya ini.
"Jangan kaya gini, Raf. Kita tau lo itu kuat. Lo seharusnya bisa buat Aretha semangat nanti ketika sadar. Bukan malah lo ikutan sedih kayak gini," ucap Gibran.
"Gue tau meskipun belum pernah rasain, Raf. Sebisa mungkin lo buat enjoy, nggak pikirin masalah itu, tetapi lo nggak bisa karena itu menyangkut orang yang lo sayang." Kali ini giliran Arsha yang angkat bicara. "Sama yang di katain Gibran, lo harus kuat buat nyemangatin Aretha nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Hubby (END)
Teen FictionPrivate acak Follow dulu sebelum baca! Tepi-tepi! Uwuphobia diharap mundur‼️‼️ Disarankan baca ini di tempat sepi. Nanti dikira kenapa-napa gara-gara senyum-senyum sendiri. Blurb Gimana ya rasanya kalau kita sebenernya dekat bahkan punya hubungan sa...