Bab Dua Puluh Tiga

5.3K 339 11
                                    

Kalian pada sahur, ya? Kuker up jam segini memang.

Jangan lupa VCS, komen di setiap paragraf gtu 🤣🤣🤣
Typo kasih tau, yak

One vote, comment, and share means a lot to this story

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G



Seminggu sudah Aretha berada di rumah sakit. Hari ini, dirinya sudah diperbolehkan untuk pulang. Tetapi, kendati demikian, gadis itu harus sering melakukan check-up seminggu sekali untuk memulihkan kakinya agar bisa kembali berjalan dengan normal.

"Rafa," panggil Aretha.

"Iya, ada apa?" tanya Rafa sambil tersenyum misterius. Istrinya itu tampak menggemaskan ketika sedang bingung seperti ini.

"Ini ... rumah siapa?"

Rafa yang tak kuat menahan gemasnya melihat ekspresi Aretha langsung saja menyambar bibir tersebut. Cukup lama, hingga membuat Aretha kehabisan nafas.

"Bukannya dijawab!" ucap Aretha sebal.

Rafa terkekeh sekilas kemudian mengecup singkat sudut bibir istrinya itu. "Rafa!"

Bukannya menjawab, laki-laki itu malah keluar dari mobil kemudian mengitarinya hingga sampai di depan pintu Aretha. Laki-laki itu menjongkokkan badannya ketika pintu mobil sudah terbuka.

"Ayo!"

"Mau ngapain, sih?!"

"Udah cepetan!" jawab Rafa.

Rafa terkekeh ketika Aretha kini sudah berada di punggungnya. Gadis itu melingkarkan tangannya di leher Rafa antisipasi ketika Rafa tiba-tiba menjatuhkannya.

"Nggak mau cium?" goda Rafa membuat Aretha memukul bahu laki-laki itu. "Kok malah dipukul?  Kan sama-sama enak, kamu aku gendong. Kamu cium aku."

"Kok jadi mesum sih!"

Rafa terkekeh mendengar ucapan Aretha. Laki-laki itu kemudian menendang pintu utama dengan kakinya. Ia mendudukkan Aretha di sofa ruang tamu.

"Kamu ke rumah siapa sih, Raf?"

"Cium dulu nanti aku kasih tau," ucap Rafa sambil mengetuk-ngetuk bibirnya.

"Di pipi, ya?" tanya Aretha berusaha bernegosiasi.

"Mana ada cium di pipi?" ucap Rafa tak terima.

Cup

Aretha akhirnya mencium bibir Rafa dengan secepat kilat. Tetapi, baru saja gadis itu hendak menarik wajahnya, Rafa lebih dulu menahan tengkuknya.

Laki-laki itu menyesap bibir Aretha sesekali menggigitnya karena tak kunjung memberinya akses untuk masuk ke dalam. Rafa tersenyum di sela-sela ciumannya ketika setelah sekian lama akhirnya Aretha mulai bisa membalas ciumannya walaupun sedikit kesulitan.

Aretha membelalakkan matanya ketika sebuah tangan kasar tiba-tiba membelai perut ratanya. Tak ingin melangkah lebih jauh, Aretha langsung mendorong kuat dada laki-laki itu membuat sang empu langsung berdecak.

"Kamu ini ya!"

"Kenapa, sih? Udah sah juga. Lanjut, ya?" ucap Rafa dengan wajah memelas.

Laki-laki itu mulai mengikis jarak dengan Aretha kemudian menyembunyikan wajahnya di lekukan leher gadis itu.

My Perfect Hubby (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang