"Assalamu'alaikum!"
Rafa langsung memasuki rumahnya ketika pintu depan tidak di kunci.
"Bunda di mana?" tanya Aretha yang berada di gendongan Rafa.
"Lihat, itu!" Rafa menunjuk dua orang yang sedang pacaran di ruang keluarga. Bahkan, Mama dan Papanya tak menyadari jika anak dan menantunya berdiri di belakangnya.
"Rafa nggak mau punya adik lagi, ya!" ucap Rafa sambil mendudukkan Aretha di sofa yang panjang, tepat di depan Mama dan Papanya.
"Kamu ini nggak ada sopan-sopannya sama orang tua," ucap Papa Rafa.
"Orang Rafa udah salam, teriak-teriak, tapi nggak di jawab. Ternyata malah pacaran," ucap Rafa dengan wajah malas.
"Ya nggak papa, lah. Udah sah juga," jawab Vino—Papa Rafa.
"Kamu ini," ucap Nova sambil memukul bahu suaminya. "Udah makan sayang?"
"Lah? Aretha doang, Ma? Rafa nggak di tanyain gitu?"
Nova menatap malas ke arah Rafa, wanita itu langsung menghampiri Aretha dan menyuruh putranya untuk bergeser.
"Gimana keadaan kamu? Masih sering pusing?"
"Kadang, sih, Bunda. Cuman ... susah buat jalan."
"Jangan sedih, dong. Itu ujian buat pernikahan kalian, Bunda yakin dengan adanya ujian kayak gini kasih sayang kalian makin bertambah."
Aretha menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Rafa berdecak kemudian menarik lengan ibunya agar menjauhi sang istri.
"Heran Mama sama kamu, Raf! Pelit banget jadi orang."
"Mama 'kan, udah punya Papa. Lah Rafa sama siapa kalo Aretha Mama ambil," ucap Rafa.
"Kak Aretha!!!"
Seruan suara kecil membuat pandangan mereka langsung beralih ke arah gadis yang berlari ke arah mereka. Aluna langsung menyuruh Rafa agar bergeser, agar gadis kecil itu dapat duduk.
"Kalo gitu, Mama sama Papa mau siap-siap dulu, ya."
"Mau ke mana, Bunda?" tanya Aretha penasaran.
"Mau kondangan, Nak," jawab Vino. "Luna mau ikut?"
"Nggak mau. Ada Kak Aretha di rumah, Luna sama Kak Aretha aja."
Rafa mendengus mendengar ucapan adiknya. Pasti gadis kecil itu akan memonopoli Arethanya nanti.
"Kak, kenapa nggak pernah ke sini, sih?" tanya Aluna sambil duduk di pangkuan Aretha.
"Rumah Kak Rafa sama Kak Aretha deket, lho. Besok kalo main ke rumah Kakak, minta jemput Kak Rafa, ya." Gadis kecil itu langsung mengangguk semangat. "Tadi abis sekolah?"
"Abis les musik, Kak."
"Belum mandi pasti. Pantes bau kambing," ucap Rafa sambil menutup hidungnya.
Aluna langsung mencium ketiaknya tapi tak ada bau apapun seperti yang diucapkan kakaknya. Malah, dirinya mencium aroma minyak bayi yang selalu ia pakai.
"Nggak bau, ya, Kak!" ucap Aluna sambil memukul wajah Rafa.
Rafa langsung menangkap tangan kecil adiknya, kemudian laki-laki itu langsung mengangkat tubuh Aluna agar menjauh dari Aretha. Setelah ia meletakkan adiknya di sofa seberang, laki-laki itu langsung berlari dan memeluk tubuh Aretha sambil menyembunyikan kepalanya di perut istrinya.
"Ih! Kak Rafa minggir! Aku mau sama Kak Aretha!"
Rafa hanya meringis ketika punggungnya dipukul oleh adiknya. Tapi laki-laki itu memang berniat menjahili adiknya, terlihat ketika laki-laki itu kian mengeratkan pelukan pada Aretha.
"Kak Aretha ...."
Aluna cemberut kemudian duduk di sebelah Aretha. Aretha yang melihat tingkah usil Rafa hanya menggelengkan kepalanya.
"Kak Rafa curang!" ucap Aluna sambil menarik rambut Rafa dengan sangat keras.
"Eh, jangan! Nanti Kak Rafanya sakit kalo ditarik rambutnya," ucap Aretha membuat Aluna menyingkirkan tangannya.
"Tha-tha. Deketin sini wajah kamu. Ada apanya itu."
"Ada apa?" tanya Aretha sambil merundukkan wajahnya.
Cup
"Manisnya istri aku," ucap Rafa sambil mencium bibir Aretha.
"Dasar!"
"Lun! Tau nggak di dalem sini ada adeknya," ucap Rafa sambil mengusap perut Aretha.
"Ngaco!"
"Jangan panggil Lun, Kak!" Aluna menarik rambut Rafa kemudian mendorong tubuh laki-laki itu hingga terjatuh di lantai. "Ada dedeknya ya, Kak?"
"Jangan percaya sama Kak Rafa. Nggak ada adiknya."
Aluna menatap garang sang kakak membuat laki-laki itu langsung memeluk tubuh Aretha.
"Nggak percaya di bilangin. Lihat, nih. Adeknya itu bisa diajak bicara. Halo anak Papa!"
Rafa menciumi perut rata Aretha membuat gadis itu terkekeh geli.
"Nanti kalo udah lahir nggak usah main sama Lun-Lun, ya. Jelek dia, ngeselin lagi."
"Kak Rafa! Aku bilangin Mama, ya!"
"Bilangin aja, nggak takut."
Aretha menggelengkan kepalanya pasrah ketika melihat kelakuan dua manusia berbeda gender itu.
—oOo—
"Kak Aretha! Aluna udah mandi!"
Gadis itu langsung berlari ke arah Aretha yang sedang duduk di depan televisi dengan Rafa di pangkuannya.
Aretha meringis ketika Aluna menyenggol kakinya dengan sangat keras.
"Ssshht!"
Rafa langsung bangun dari pangkuan Aretha kemudian memegang bahu Aretha dengan wajah paniknya.
"Aretha, mana yang sakit?" tanya Rafa.
"Kakak ... maafin Aluna karena nggak hati-hati. Hiks ... Aluna ... Aluna nggak sengaja udah nyenggol kaki Kakak."
Aluna terisak sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Gadis itu menyenggol bahu Rafa—mengkode agar laki-laki itu menenangkan adiknya.
"Diem, cengeng."Aretha memukul lengan laki-laki itu ketika melihat Rafa yang malah meledek adiknya.
"Jelek kamu kalo nangis."
Fine! Sepertinya suaminya ini memang tak berniat menenangkan adiknya.
"Aluna sayang, Kakak nggak papa kok. Lihat ini kaki Kakak."
Tanpa sadar Aretha menggoyangkan kakinya. Mata Rafa melebar ketika melihat langsung kaki Aretha dapat bergoyang walaupun pelan-pelan.
"Aretha ... ini kaki ... kaki kamu?"
Rafa langsung mendekap tubuh istrinya dengan sangat erat. Tangan lain Rafa juga ikut merengkuh Aluna yang terisak, ketika menyadari ada secercah harapan dari Yang Maha Kuasa untuk kesembuhan kakak iparnya.
"Makasih, Ya Allah .... A-aku bener-bener nggak nyangka hari ini bakal terjadi." Rafa menguraikan pelukannya, kemudian melihat wajah Aretha yang sudah sembam berderai air mata. "Besok kita ke dokter, ya. Aku nggak sabar lihat kamu pulih lagi." Rafa mengecup pelipis Aretha, kemudian kembali mendekap mereka berdua.
Aretha menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Mungkinkah ini akhir dari penderitaannya selama ini.
Bersambung
Dikit banget, sumpah.
Eh, kalian tau nggak. MPH 49 in humoris sama 38 in Romcom lho! Nggak nyangka banget sumpah. Ayo dong, Ref, naikkin MPH sampe ke satu. Aamiin.
See you next part, my Readers
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Hubby (END)
Teen FictionPrivate acak Follow dulu sebelum baca! Tepi-tepi! Uwuphobia diharap mundur‼️‼️ Disarankan baca ini di tempat sepi. Nanti dikira kenapa-napa gara-gara senyum-senyum sendiri. Blurb Gimana ya rasanya kalau kita sebenernya dekat bahkan punya hubungan sa...