Aretha mengucek-ucek matanya. Gadis itu berdecak kesal ketika ponselnya berdering sangat nyaring. Ketika melihat id si pemanggil, gadis itu langsung menjawab telepon tersebut meskipun dengan ogah-ogahan.
"Keluar tenda!"
Tut
Aretha berdecak ketika panggilannya di matikan sepihak. Dengan langkah gontai gadis itu langsung keluar dari tenda untuk menemui suami tercinta yang telah mengganggu tidur indahnya.
"Ngapain sih pagi-pagi udah bangun?! Ngantuk tau!" ucap Aretha kesal.
"Dari tadi malem kamu ngapain?" tanya Rafa heran.
"Nggak bisa tidur! Kenapa pake di matiin segala, sih, lampunya." Aretha menatap tajam Rafa ketika laki-laki itu malah tertawa mengejeknya. "Ish! Sana, lah! Ke sini mau ngapain, sih?! Mau gangguin, 'kan?!"
Rafa membenarkan rambut Aretha yang berantakan. Laki-laki itu tersenyum kemudian kian mengikis jarak dengan Aretha. "Kita sama. Aku juga nggak bisa tidur."
Aretha mencebikkan bibirnya tak percaya. Gadis itu mendorong tubuh Rafa yang kini sudah memeluk dirinya dengan sangat erat. "Nanti kalo ada orang gimana, coba?"
"Biarin," jawab Rafa tak perduli.
"Udah sana mandi! Bentar lagi mau acara lagi, 'kan?" Rafa menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Rambutnya di keringin kalo mandi. Aku cuman bawain kaos satu di ransel kamu."
"Handuknya mana?" tanya Rafa sambil menguraikan pelukannya.
"Bukannya di ransel kamu."
"Nggak ada. Nggak kamu bawain, ya?" tanya Rafa sambil menatap lekat Aretha.
"Lupa kali. Udah sana minjem bang Satria. Ke buru ada murid yang bangun nanti."
"Bentar," ucap Rafa sambil menahan Aretha yang hendak berbalik.
Cup
"Morning kiss, sayang."
-oOo-
Setelah semua siswa melakukan ritual mandi pagi. Mereka langsung berkumpul di tengah lapangan untuk melakukan lari pagi. Prinsip mereka, sebelum mereka bertempur dengan segala persiapan, mereka harus melakukan kegiatan bebas yang membuat mereka senang.
Pandangan seluruh siswi yang ada di lapangan tak berkedip ketika anggota GARIS akhirnya memunculkan batang hidungnya. Dengan Arsha yang berada di depan, laki-laki itu langsung tebar pesona dengan melambai-lambaikan tangannya.
"Jijik gue lihatnya," ucap Ibra.
"Kok mau gitu, ya, di PHP-in sama Arsha," ucap Gibran heran.
"Helo everybody! Yok, yang mau jadi gandengan gue hari ini buat lari pagi merapat!" teriak Arsha.
"Jangan mau siswi Nevada yang cantik-cantik! Mending sama gue. Setia, ganteng, nggak pernah selingkuh lagi," ucap Gibran.
"Iya, nggak pernah selingkuh. Tapi mendua, mana jujur lagi," jawab Ibrahim.
Di saat mereka berdua tebar-tebar pesona, Rafa tiba-tiba menerobos keduanya-Arsha dan Gibran sambil mengacak-acak rambutnya yang basah.
Aretha yang melihat kelakuan laki-laki itu langsung mendengus keras. Sepertinya, suaminya itu berniat tebar-tebar pesona seperti kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Hubby (END)
أدب المراهقينPrivate acak Follow dulu sebelum baca! Tepi-tepi! Uwuphobia diharap mundur‼️‼️ Disarankan baca ini di tempat sepi. Nanti dikira kenapa-napa gara-gara senyum-senyum sendiri. Blurb Gimana ya rasanya kalau kita sebenernya dekat bahkan punya hubungan sa...