Seperti ucapan Rafa kala itu, kini mereka bertiga—Aretha, Rafa, serta Aluna sedang berada di dalam mobil untuk menuju ke sebuah tempat rekreasi.
"Kak Aretha," panggil Aluna dari bangku belakang penumpang.
"Iya." Aretha menoleh ke belakang. Dia tersenyum ketika melihat Aluna sibuk dengan makanannya.
"Kemarin Aluna les musik, Kak. Banyak banget temen Aluna yang ikut." Gadis kecil tersebut bercerita dengan pipi tembam yang sangat menggembung akibat banyaknya makanan yang berada di mulut gadis tersebut.
"Oh, ya? Di sana Aluna ikut les apa?" tanya Aretha.
"Sebenarnya Aluna pengen ikut semuanya, tapi sama Kak Rafa nggak boleh." Rafa melirik sekilas adiknya yang sedang bersedekap dada sambil menatap tajam ke arahnya.
"Satu aja belum mahir. Apalagi semuanya," cibir Rafa.
"Tuh, Kak! Nyebelin emang Kak Rafa!" Aretha terkekeh sekilas.
Rafa dengan Aluna jika disatukan, selalu saja ada hal-hal kecil yang akan diperdebat oleh mereka berdua. Baik dari Rafa maupun Aluna, tak ada salah satu dari keduanya yang mau mengalah. Namun ketika jarak telah memisahkan keduanya, hanya ada kata-kata manis yang keluar, terutama dari mulut gadis kecil yang sibuk dengan makanan ringan di kursi penumpang.
"Udah sampai."
Ucapan Rafa langsung membuat fokus Aretha dan Aluna langsung teralihkan. Kedua pasang mata gadis tersebut langsung berbinar, ketika sebuah kolam renang menjadi tujuan mereka menghabiskan waktu akhir pekan.
Dengan semangat, Aluna langsung melepas seatbelt, kemudian membuka pintu mobil sembari menatap senang area waterbom.
"Ayo!" ajak Rafa kepada Aretha.
"Kak ayo masuk!"
Aretha dan Rafa saling pandang, kemudian tersenyum. Mereka berdua sama-sama menggelengkan kepalanya ketika melihat keantusiasan dari Aluna.
"Yaudah kamu duluan," jawab Rafa. Tangannya ia gunakan untuk merangkul pundak Aretha, sehingga jarak antara tubuhnya dengan gadisnya kian terkikis.
"Raf!" Aretha memberontak dalam kukungan Rafa. Namun bukannya hasil yang ia dapat, malah tenaganya yang kian menipis.
"Udah diem!" Rafa semakin mengeratkan pelukannya kepada Aretha, membuat gadis tersebut akhirnya hanya bisa pasrah.
"Kak cepetan!"
—oOo—
"Wow!"
Pemilik netra mata cokelat memandang takjub ke arah genangan air yang berada di depannya. Benar-benar luar biasa! Pandangannya sibuk menjelajah ke segala penjuru, hingga fokus matanya berhenti pada satu titik.
"Affan!" teriak Aluna. Membuat atensi pengunjung terutama sang pemilik nama langsung mencari ke arah sumber suara.
Dengan semangat Aluna langsung berlari ke arah pemilik nama tersebut, dan memeluknya dengan sangat erat seolah mereka telah lama tak berjumpa.
"Affan di sini?" tanya Aluna ketika masing-masing telah menguraikan pelukannya.
"Iya."
"Aluna ganti baju dulu!" Teriakan seseorang dari arah belakang Aluna, membuat perhatian kedua anak kecil tersebut teralihkan.
Dengan semangat, Aluna langsung menghampiri Aretha, sembari tangannya menarik anak kecil yang berada di sampingnya.
"Lho? Ini siapa?" tanya Aretha dengan wajah bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Hubby (END)
Teen FictionPrivate acak Follow dulu sebelum baca! Tepi-tepi! Uwuphobia diharap mundur‼️‼️ Disarankan baca ini di tempat sepi. Nanti dikira kenapa-napa gara-gara senyum-senyum sendiri. Blurb Gimana ya rasanya kalau kita sebenernya dekat bahkan punya hubungan sa...