Bab Tujuh Belas

5.1K 385 5
                                    

Halo semua, hari Minggu mari membangun mimpi di pagi hari. Berharap mempunyai suami atau boyfriend kaya Rafa, ya 'kan?

Pantengin terus kisah mereka, ya. Jangan lupa VCS, Ref!

One vote, comment, and share means a lot to this story

Spam next dong🙈🙈🙈

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G

Aretha berguling tidak nyaman ketika ia tiba-tiba terbangun di malam hari. Dengan mata tertutup, gadis itu meraba sisi tempat tidurnya.

Kosong?

Aretha membuka matanya, kemudian ia mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Rafa.

Lantas gadis itu tersenyum ketika melihat Rafa tertidur pulas di karpet beludru dengan laptop yang masih menyala.

"Hei, kok tidur di sini?" tanya Aretha sambil mengusap rambut Rafa.

Rafa mengerjapkan matanya ketika sebuah suara memasuki indera pendengarannya. "Kamu kok nggak tidur?" tanya Rafa dengan suara serak.

"Kok malah balik tanya? Kamu kenapa tidur di sini?"

Laki-laki itu menguap sangat lebar, membuat Aretha berdecak kemudian menutup mulu laki-laki itu dengan telapak tangannya.

"Nanti ada lalat masuk," ucap Aretha sambil terkekeh geli.

Rafa kembali berkutat dengan laptopnya. Laki-laki itu melirik ke arah Aretha yang malah sibuk memandangi dirinya. "Tidur sana!"

"Kamu sendiri kenapa malah mainin laptop?"

"Bukan mainin laptop, sayang. Ini masih ngerekap data perusahaan Papa," jawab Rafa.

"Kamu ... kerja?" tanya Aretha tak percaya.

"Kalo nggak kerja, gimana aku bisa beliin kamu cincin."

Rafa melirik ke arah jari manis Aretha yang terdapat cincin platinum. Laki-laki itu tersenyum karena merasa bangga hasil jerih payahnya selama ini dapat dihargai.

"Tapi 'kan kamu masih sekolah," jawab Aretha.

"Iya, aku sekolah, tapi aku juga udah jadi kepala keluarga. Mana mungkin aku minta uang ke Papa buat kebutuhan hidup keluarga kita, 'kan?"

Pipi Aretha bersemu merah ketika Rafa mengucapkan kata keluarga. Ah, dirinya tak menyangka akan menjalani hidup seperti ini.

"Kok malah ngelamun, sana tidur!"

"Kamu gimana?" tanya Aretha.

"Nanti aku nyusul."

—oOo—

Aretha mengerjapkan matanya ketika seseorang menepuk-nepuk pipinya dengan pelan. Ketika kesadarannya sudah benar-benar pulih, Aretha mengerjapkan matanya ketika melihat pemandangan di depannya.

"Mandi sana! Terus sholat," ucap Rafa disusul kecupan singkat di pelipisnya.

Ketika gadis itu hendak menutup kembali tubuhnya dengan selimut, Rafa langsung mencegahnya. "Eits! Nggak inget kalo sekolah?"

"Inget! Lima menit lagi," jawab Aretha.

"Mau jalan sendiri apa di gendong? Gendong enak, lho. Tinggal duduk manis, badan udah bersih. Mau?" goda Rafa.

My Perfect Hubby (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang