Prometheus Children 2 Chapter 10(part 3)

190 13 10
                                    

Berlari menyusuri lorong panjang menuju sebuah cahaya merah berpendar di ujung koridor, cahaya yang semakin melemah seolah bisa hilang kapan saja.

Satu-satunya penerangan di sini hanyalah kristal redup, yang sepertinya memang dibuat untuk bisa menampung energi jika hal tak terduga terjadi pada sumber tenaga utama.

Di ujung koridor remang-remang, seorang laki-laki berdiri membelakangiku. Dari atas laki-laki itu berdiri, sebuah benda mirip seperti pisau turun perlahan menuju tangannya.

"Ah, aku tidak menyangka kau yang akan datang mengejarku, Nicho."

Laki-laki itu berbalik kepadaku. Wajah tampan dengan rambut berwarna pirang cerah, senyum bersahabat yang dia tunjukan, entah kenapa aku merasa ada kegelapan mengerikan di baliknya.

"Sebenarnya ... dari pada aku, kupikir Fiana Senyor akan lebih cocok untuk mengejar boss terakhir sepertimu."

Membuat senyum yang sama, aku sedikit basa-basi.

"Albert, sebenarnya apa yang kau rencanakan?"

Tapi aku tidak bisa terus mengikuti permainannya, aku merasa jika semakin lama aku mengikuti pembicaraan Albert, mungkin hal buruk akan terjadi.

"Langsung ke inti masalah huh?"

Menggaruk kepalanya dengan tidak senang, Albert mendesah pelan. Sepertinya, dia tidak memiliki niat untuk menjawab.

"Nicho, jawab pertanyaanku, apa kau pikir dunia ini sudah benar?"

Tanpa aku duga, dia justru menanyakan sesuatu yang tidak bisa aku mengerti. Hal macam apa yang membuatnya menanyakan hal semacam itu?

"Aku tidak tahu. Benar atau salah, itu bukan hak satu orang untuk menentukannya."

"Begitu, sepertinya kita memandang dunia dengan cara yang berbeda."

Saat itu, meski hanya sekejap aku melihat pandangan Albert menjadi gelap.

"Al, sebenarnya apa yang ingin kau katakan?"

Aku merasa, dia hanya membuat pembicaraan ini berputar-putar tanpa arah.

"Nicho dengar, kami adalah Reconquista, hantu dari kekaisaran lama yang akan membawa era baru pada dunia."

Mengatakan itu dengan dingin, Albert menghunuskan pedang perak di pinggangnya kearahku. Serius, aku tidak mengerti dengan apa yang orang ini pikirkan, kenapa dia memberitahukan semua itu padaku?

"Dan untuk memulai semua itu, aku akan menghilangkan semua penghalang!"

Memasukan pisau hitam yang dia curi kedalam jubahnya, Albert menyerbu padaku dengan kecepatan tinggi. Cepat! Dia sangat cepat dalam membuatku masuk kedalam jarak serangnya!

"Kuh!"

Menarik diriku kebelakang, menghindar dengan jarak setipis kertas, aku merasakan pedangnya bergerak di depan hidungku.

Memproyeksikan sebuah pedang secepat yang aku bisa, aku memulai serangan balasan. Tapi, Albert yang sudah membaca rencanaku segera mundur menghindari area seranganku.

Tapi, ini belum berakhir, melemparkan pedangku ke udara untuk menghilangkan recoil serangan, aku segera memproyeksikan tombak panjang dan melakukan serangan kedua tanpa membuat jeda.

"Kuh! Hampir saja. Sayang sekali, aku cukup percaya diri dengan reflek dan kecepatan gerakku!"

Di luar dugaan, Albert bisa menahan tusukkan tombakku dengan sisi pedangnya. Reflek yang luar biasa, bahkan kecepatan gila Devi tidak ada apa-apanya dengan apa yang Albert sudah lakukan.

Prometheus ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang