Phrometeus Children 2 Chapter 2(part 3)

1.2K 107 81
                                    

Dan setelah malam yang panjang, akhirnya hari keberangkatanku pun tiba.

Tepat setelah sarapan, aku segera mengambil koper dan tas berisi perlengkapan sekolah dan beberapa baju ganti di kamarku. Saat menatanya di halaman, Lilli yang baru saja selesai mengambil perlengkapannya menghampiriku.

"Tuan Muda anda sudah membawa semuanya? Tidak ada yang ketinggalan'kan?"

"Unn, aku sudah memeriksanya beberapa kali sebelum berangkat."

Aku mengangguk pelan saat Lilli bertanya, jika aku ingat harusnya semuanya sudah sesuai daftar yang aku miliki.

"Baju ganti dan sabun? Lalu peralatan tulis dan uang."

"Su-sudah, aku sudah masukkan semuanya."

Hanya perasaanku  atau Lilli memang memperlakukanku seperti anak kecil? Memikirkan itu, aku tersenyum kecut.

"Baguslah kalau begitu."

"Kau tahu, kau terlalu khawatir padaku."

"Jika sampai ada yang tertinggal maka kita harus membelinya di kota akademi, dan dari apa yang aku dengar harga barang di sana sedikit mahal."

Ah jadi itu yang dia khawatirkan, tapi itu memang benar, berbeda dengan Aren yang di berkahi dengan banyak sumber daya, harga peralatan tulis dan keperluan hidup sehari-hari di kota-kota besar sedikit lebih mahal, hal itu karena kota-kota besar biasanya lebih fokus pada industri logam seperti senjata dan perhiasan.

Tapi tentunya, berbanding terbalik dengan kota kecil di wilayah pinggiran, harga barang logam dan aksesoris relatif murah di sana.

Saat kami sedang berbincang, kereta kuda yang akan mengantar kami akhirnya datang.

"Tuan Muda apa semuanya siap?!"

Kakek tua yang menjadi kusir berteriak padaku.

"Semuanya sudah beres, kami akan kesana, ayo Lilli."

"Unn!"

Mengangguk dengan semangat, Lilli berjalan mengikutiku. Dan saat itu, aku melihat ada dua buah tongkat panjang yang di lilit kain putih di atas kopernya.

"Ah Lilli benda itu."

"Unn? Ah, ini tongkat yang di berikan Nona Alice padaku."

Mengatakan itu dengan lemas, Lilli menghela nafas, sepertinya dia juga di paksa untuk membawanya.

"Anda tahu, membawa benda berbahaya seperti ini membuat saya merasa tertekan."

Menghela nafas sekali lagi, Lilli menunduk semakin lemas.

"...."

Aku tahu apa yang dia rasakan, jadi aku tidak bisa mengatakan apapun untuk menghiburnya.

"Kita akan melakukan lima hari perjalanan, saya harap anda sudah mempersiapkan semuanya?"

"Aku sudah mempersiapkan banyak uang untuk biaya penginapan."

"Saya juga sudah mempersiapkan cukup  bahan makanan andai saja kita harus berkemah."

Aku dan Lilli menjawab bergantian saat kakek Moti bertanya. Ah, ngomong-ngomong nama kakek ini adalah Moti, aku tidak tahu siapa nama aslinya, tapi para pedagang selalu memanggilnya Moti.

Sebenarnya aku berencana untuk menggunakan jasa travel yang ada di guild, tapi saat aku sedang bernegosiasi Kakek Moti tiba-tiba menghampiriku dan menawariku tumpangan untuk ke kota akademi. Meski tidak akan senyaman fasilitas jasa travel, setidaknya biayanya lebih murah, jadi aku menerima tawarannya.

Prometheus ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang