Mengikuti kelas jam pertama dan dilanjutkan dengan pelajaran taktis militer. Sejujurnya aku tidak mengira jika pelajaran umum seperti aritmatika, sejarah, dan bahasa akan masuk dalam kategori pelajaran wajib.
Saat aku mendengar tentang kelas militer, aku berpikir bahwa semuanya akan berhubungan dengan pelajaran strategi taktis dan penggunaan peralatan militer.
Tapi sepertinya di samping ketrampilan bersenjata dan beladiri, siswa tetap diwajibkan memiliki pengetahuan umum. Sejujur itu membuatku lega, aku tidak ingin masa sekolahku dilalui dengan kaku.
"Nicho, aku akan ke cafetaria mau ikut? "
Ini adalah jam istirahat, dan saat aku sedang membenamkan wajahku di antara kedua lenganku Micky yang ternyata berada di kelas yang sama mengajakku ke kafetaria.
"Ah soal itu—"
Menyela ajakan Micki aku mengeluarkan sebuah bungkusan kain dari tasku.
"Apa itu? "
"Bekal makanan, aku buat satu untukmu dan Lilli. "
"Huh?! Kau membuatnya untukku?! "
Dia terlihat terkejut, dari gelagatnya aku tahu jika dia bingung harus berkata apa.
"Kau tidak perlu terlalu memikirkannya, karena aku adalah temanmu. "
"Seorang teman.... Un terima kasih Nicho."
Sambil menerima bekal yang aku buat, tiba-tiba Micky membuat senyum manis dengan wajah merona, meski hanya sebentar, hatiku sedikit bergetar melihatnya. Apa-apaan ini, kenapa aku jadi malu melihat wajahnya?! Aku ini normal kan?!
".... "
Serius dia itu laki-laki'kan?!
"Ka-kalian lihat itu?! "
"Kyaah, mereka manis sekali."
"A-aku tidak mengira akan melihat hal manis semacam ini di kelas militer!"
"Ja-jangan bilang hubungan mereka lebih dari yang kita bayangkan?! "
Pelan aku mulai mendengar bisikan-bisikan aneh di belakangku.
Dan saat aku melihat kearah suara itu datang, siswa perempuan yang ada di sudut kelas melihat kami dengan wajah merona merah. Tunggu sebentar! Sepertinya aku paham apa yang mereka pikirkan!
"Tu-tunggu sebentar! Kami tidak seperti apa yang kalian bayangkan!"
"Kyaaahh!!! "
Aku mencoba menjelaskan, tapi sepertinya mereka mengabaikanku karena terjebak dalam dunia mereka sendiri.
"Micky tolong katakan sesuatu pada mereka?
"Huh?"
Dan Micki yang sepertinya tidak paham dengan apa yang terjadi, membuat suasana disini menjadi semakin rumit.
"Serius, aku ingin segera pergi dari sini! "
Menepuk dahiku, aku mencoba memikirkan sesuatu untuk mengembalikan martabatku.
"Ah, itu ide yang bagus, aku menemukan tempat yang bagus tadi pagi. Nicho, sini ikut aku!"
Mengatakan itu sambil masih membuat senyum manis yang sama, Micki mengenggam tangan kananku dan menarikku keluar kelas.
"Sebentar! Micky! "
Dan saat kami keluar, aku mendengar suara "kyaaahh!!" Dari murid-murid perempuan di kelas menggelegar. Sepertinya banyak hal yang harus aku jelaskan pada mereka setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prometheus Children
FantasySaat aku mati, aku berharap jika aku akan terlahir kembali menjadi orang yang lebih baik, tapi aku tidak menyangka jika aku akan terlahir kembali di dunia lain. Dan lagi, aku masih memiliki ingatan dari dunia lamaku. Aku mengerti, ini bukanlah kehi...