Aku dan Lilli sampai di rumah lima belas menit sebelum makan malam, dan seperti yang aku duga, di halaman Mama Alice dan Theressa sudah menunggu kami dengan muka menyeramkan.
"Hiii...."
Melihat itu, Lilli yang mulai ketakutan bersembunyi di belakangku.
"Kalian berdua, ada yang ingin kami bicarakan dengan kalian, tapi sebelum itu sebaiknya bersihkan diri kalian."
Theressa berbicara dengan dingin. Ah, benar saat ini tubuh kami dipenuhi debu dan keringat.
"A-aku mengerti...."
Menjawab dengan gugup, aku menundukkan kepalaku.
"Anu, untuk kali ini, aku bertanggung jawab atas semuanya, Lilli tidak ada hubunganya."
"Huuhh?!!!... Tu-Tuan Muda?!"
Mendengar pernyataanku Lilli mencoba untuk mengatakan sesuatu, tapi aku mengabaikanya dan segera menariknya masuk.
Mama dan Theressa tetap diam, mungkin ini hanya perasaanku tapi sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang.
Setelah menaruh semua barang-barangku, aku segera menuju kamar mandi. Pakain ganti, air hangat, dan sabun dengan bau herbal yang tajam sudah di siapkan.
Melepaskan semua pakaianku, aku segera masuk kedalam bak besar yang di penuhi uap.
"Fuaaahhh!"
Rasanya benar-benar luar biasa, seolah semua rasa lelahku luntur bersama air.
"Ahhhh ... aku ingin selamanya seperti ini."
Bergumam pelan aku menenggelamkan kepalaku. Merasakan perasaan hangat dari air yang mulai menyelimuti seluruh tubuhku.
Dan saat aku sedang menikmati sensasi menyenangkan tersebut.
"Tu-tuan Muda."
Dari dalam air aku mendengar suara samar-samar memanggilku. Segera mengangkat kepalaku untuk melihat siapa yang ada sana ....
"!!!!!"
Lilli yang telanjang berdiri di depanku, memperlihatkan semuanya sambil memandangku dengan wajah polosnya.
A-aku pernah mandi sekali bersama Lilli dan itu saat pertama kali kami bertemu. Saat itu dia hanya meringkuk jadi aku tidak terlalu memperhatikannya.
Tapi kali ini, dia yang dengan santainya berdiri di depanku tanpa mengenakan apapun membuatku sadar, jika tubuh mungilnya sudah mulai menunjukan perkembangan. Terutama bagian dadanya yang mulai sedikit menonjol.
Baiklah, tenanglah diriku, aku bukan pedophil aku hanya tertarik pada wanita dewasa!!
Menekankan itu di dalam hatiku aku mencoba menenangkan diriku.
"Ah Lilli ada apa? Tidak seperti biasanya kau masuk kekamar mandi saat aku masih di dalam."
Membuat cara bicaraku senormal mungkin, aku tersenyum padanya.
"Tuan Muda, saya ingin bicara."
Mengatakan itu, Lilli tanpa ragu masuk kedalam bak yang aku tempati.
"!!!!!"
Sial, jika dia sedekat ini bagaimana bisa aku menjaga rasa gugupku?!Sebentar, bukankah harusnya dia minta izin dulu padaku?!
Meski bak ini cukup besar, tapi masih terlalu sempit jika harus di isi dua orang. Aku merasakan kaki kami saling bersentuhan, dan yang lebih buruk, aku juga bisa melihat lekukkan-lekukkan berbahaya dari air yang transparan.
Aku tahu, jika hubunganku dengan Lilli sudah semakin dekat, tapi aku tidak pernah mengira akan sampai di titik ini.
Baiklah adik kecilku, kau harus tenang, dia masih anak-anak! Menjaga ekspresiku agar tetap tenang sekuat tenaga, aku membuat senyum semanis mungkin.
"Meletakan semua kesalahan kepada diri anda sendiri, saya tidak bisa menerimanya."
Lilli bicara dengan nada marah. Ah, jadi itu yang ingin dia bicarakan.
"Ta-tapi sejak awal memang aku yang memaksamu ikut kan?"
"Benar, tapi ketidak mampuan saya untuk menghalangi anda juga merupakan kesalahan saya."
Aku tahu jika dia merasa tidak enak membuatku bertanggung jawab atas semuanya. Tapi walau bagaimanapun akulah penyebab semua masalah ini.
"Kau tahu, kau terlalu serius."
"Orang-orang di rumah ini sudah memberikan apa yang tidak bisa saya dapatkan sebelumnya. Jika saya tidak serius menjalani tugas saya, bukankah itu tidak pantas?"
Yah, dia benar tapi bukan berarti dia harus menanggapi semua hal dengan serius.
"Kau tahu, cara berterima kasih pada seseorang bukan hanya harus secara serius menjalani semua kewajibanmu. Kau juga harus bersenang-senang dan menikmati apa yang sudah mereka berikan."
"Huh?"
"Yah gampangnya, kau tidak perlu menjadi orang pertama yang harus di salahkan. Kadang kau juga harus menerima pertolongan yang orang lain berikan."
Mungkin karena Lilli belum bisa mengerti maksud yang ingin aku utarakan, dia hanya diam memandangku.
"Saya tidak mengerti, kenapa tuan muda.... kenapa kalian semua memperlakukan budak seperti saya dengan baik."
"Meski kau bertanyapun, aku juga tidak tahu bagaimana harus menjawabnya."
Yah mengingat status penguasa di rumah ini sudah acak-acakkan, sepertinya akan sulit untuk menjelaskannya.
"Maksudku, apa kau pernah melihat kepala maid memberi hukuman pada Tuan Besarnya?"
"Ah... saya mengerti."
Yah, mengingat bagaimana Theressa memperlakukan Mama Alice dan aku, seharusnya hal itu sudah bisa menjelaskan semuanya.
"Tapi Lilli, meski status penguasa di rumah ini tidak jelas, kupikir memang seperti itulah harusnya orang-orang hidup."
Ya, hanya karena beberapa orang memiliki status lebih tinggi bukan berarti mereka harus di dewakan, hanya karena beberapa orang memiliki status lebih rendah bukan berarti mereka bukan manusia.
"Apa yang di perlukan untuk hidup hanyalah saling menghormati, yah meski sepertinya hal itu tidak mungkin."
Kenyataanya, di dunia manapun selalu ada orang-orang brengsek yang hidup dengan merendahkan orang lain.
Kami saling bicara selama hampir tiga puluh menit, tapi Lilli masih bersikeras untuk ikut denganku menghadapi Theressa dan Mama Alice yang marah.
Dan karena aku mulai merasa kedinginan, aku memutuskan untuk keluar. Lilli juga mengikutiku, serius aku harap dia menutupi dirinya dengan sesuatu, berjalan di lorong bersama gadis kecil telanjang benar-benar membuatku merasakan perasaan bersalah yang tidak bisa dijelaskan.
Dan berikutnya, sesi konseling dengan Theressa dan Mama Alice pun dimulai.
Note: yaa hallooo... ok setelah sekian lama akhirnya Othor bisa bikin author note, sebelumnya maaf kalo banyak komen yg belum dibalas, Othor lg sibuk bgt d kerjaan yg baru, jadi sering kelupaan n seperti. Yg pasti Othor akan berusaha nulis di saat lg istirahat atau lg libur, n seperti biasa... othor minta kritik dan saran agar othor bisa berkembang... Chaooo!
Ah satu lg... othor udah punya pacar😎
KAMU SEDANG MEMBACA
Prometheus Children
FantasySaat aku mati, aku berharap jika aku akan terlahir kembali menjadi orang yang lebih baik, tapi aku tidak menyangka jika aku akan terlahir kembali di dunia lain. Dan lagi, aku masih memiliki ingatan dari dunia lamaku. Aku mengerti, ini bukanlah kehi...