Prometheus Children 3 Chapter 3(part 5)

62 2 6
                                    

Pada akhirnya, aku kembali ke tempat dimana Tuan Sbastian berada. Sambil mendorong kursi roda, aku merasakan berat badan Emillia Senyor yang ternyata sangat ringan. Aku tidak menyadari hal ini sebelumnya karena terlalu tegang. Tapi saat ini, setelah merasakanya aku merasa jika Emillia Senyor memang sedang tidak dalam keadaan yang baik.

Uhh, jika aku mengaktifkan eye of creator sekarang, apa aku akan bisa melihat parasit itu dari dekat? Tapi, sepertinya itu adalah pilihan yang buruk, aku tidak yakin akan kuat melihatnya dari jarak ini.

"Sbastian aku kembali."

Saat aku sadar dari lamunanku, kami sudah tiba di tempat dimana tuan Sbastian menunggu.

"Sepertinya sesuatu sudah terjadi Nona Emillia, saya merasa wajah anda terlihat agak lebih pucat dari sebelumnya."

Sambil mengatakan itu, Tuan Sbastian melemparkan tatapan setajam pisau padaku.

Sebentar! Aku yang salah?! Menahan kalimat itu di ujung lidahku, aku membuang muka menghindari tatapan pria tua menyeramkan di depanku. Aku merasa dia siap mengoyak lengan dan kakiku kapan saja.

"Sbastian aku tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja. Jangan menakuti junyorku seperti itu."

"Maafkan atas ketidak sopanan saya."

Menanggapi perkataan Emillia Senyor, Tuan Sbastian menunduk padaku, tapi entah kenapa tatapan tajamnya sama sekali tidak berubah.

Menyerahkan pegangan kursi roda pada Tuan Sbastian, aku segera menjauh dan memgambil karung belanjaan yang sebelumnya aku titipkan pada pelayan tua itu.

"Ja-jadi aku sudah bisa pulang sekarang bukan?"

Mengatakan itu, aku mencoba untuk segera keluar dari situasi ini.

"Unn, terima kasih kau sudah menemaniku Nicho."

"Se-senang bisa membantumu, Senyor."

Mengatakan itu, aku segera berbalik dan berjalan menjauh. Tapi baru beberapa langkah... tiba-tiba langkahku terhenti.

Tentang apa yang Emillia senyor tanyakan sebelumnya, entah kenapa aku merasa harus menjawabnya. Bahkan jika itu hanyalah sebuah jawaban yang sederhana dan bodoh, entah kenapa aku merasa ingin menjawabnya.

"Emillia Senyor!"

Kembali berbalik, aku melihat Emillia Senyor yang masih berada disana melihatku.

"Tentang apa yang kau tanyakan, aku ingin menjawabnya. Aku tahu jika jawaban ini mungkin tidak akan berguna sama sekali, tapi jika aku harus menjawab, maka aku akan bilang jika kalian hanya perlu bicara satu sama lain!"

Ya ... karena mereka saling peduli pada satu sama lain, mereka menjadi saling menjauh. Kasih sayang yang mereka tujukan pada satu sama lain justru menciptakan sebuah dinding pembatas yang terlalu tinggi untuk dilampaui.

Karena itu, selama mereka tidak mencoba untuk menyingkirkanya, mereka akan terus terjebak didalam dunia mereka masing-masing, didalam kepercayaan mereka masing-masing tanpa bisa memahami keinginan satu sama lain.

Tapi, dari jawaban yang aku berikan, aku hanya mendapati sebuah senyuman dari Emillia Senyor.

"Nicho, aku tahu ... aku mengerti ... tapi kau lihat sendiri bukan, dia bahkan tidak mau bicara padaku. Bahkan ketika aku memanggilnya untuk bertemu sebagai seorang pride, dia hanya datang untuk formalitas, dan pergi tanpa mau bicara denganku."

"...."

mendengar itu, aku kembali terdiam sambil mengingat saat aku dan Lilly membawa Gloria untuk bertemu Emillia Senyor. Jangan bilang sebelumnya hal semacam itu juga sudah pernah terjadi?

Prometheus ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang