extra 1

1.7K 165 33
                                    

Di dalam hutan gelap, Asherah berjalan terhuyung sambil memegangi tangan kirinya yang terpotong.

Menghentikan pendarahan dengan membekukan lukanya, tapi hal itu tidak mengurangi perasaan sakit seperti terbakar yang dia rasakan.

Biasanya, luka semacam ini akan dengan mudah dia sembuhkan sengan sihir. Tapi kali ini berbeda, kutukan yang menempel pada lukanya bukanlah sesuatu yang bisa disembuhkan dengan mudah. Sedikit demi sedikit kutukan itu menggerogoti lukanya, pelan-pelan mengubah daging, darah dan tulangnya menjadi batu.

"Ugh...."

Bersandar pada sebuah pohon, wanita itu mencoba menahan rasa sakit tak tertahankan dari kutukkan yang menggerogoti lenganya.

"Kau menipuku."

Mengatakan itu dengan lantang, Asherah mengarahkan matanya pada pohon besar tidak jauh darinya.

"Ufufu... jadi kau tahu aku ada disini, sayangku Asherah?"

Muncul dari balik pohon, seorang wanita yang terlihat berada pada pertengahan umur dua puluhannya tersenyum pada Asherah. Rambut pirang bergelombang dengan dada yang subur, darimanapun dia di lihat, dia adalah wanita dengan kecantikan dewasa yang mempesona, bisa di bilang penampilannya adalah perwujudan dari dambaan semua laki-laki.

"Tentu saja aku tahu, kau selalu mengawasiku bukan, Argenda?"

Menanggapi kalimat sinis asherah, wanita bernama Argenda itu mendekat. Bahkan jika wanita itu tidak menunjukan sedikitpun permusuhan, Asherah yang berada pada kondisi terlemahnya mempersiapkan dirinya untuk bertarung.

"Ufufu, kau terlalu waspada padaku Asherah, kita sudah lama berteman, bukankah kau harus lebih santai saat bersamaku?"

"Aku tahu kita sudah berhubungan sejak lama, tapi aku tidak ingat menjadikanmu sebagai temanku, peringkat delapan dari tiga belas Great Witch, Argenda Ronna Entheofusia."

Ya, karena wanita ini adalah salah satu dari tiga belas Great Witch sama seperti Asherah, The Witch Of Beauty, Argenda Ronna Entheofusia.

"Uwah, kau jahat sekali Asherah."

"Melihat bagaimana kau menipuku, bukankah hal yang wajar jika aku menjadi waspada denganmu."

"Kau tahu, aku tidak pernah menipumu."

"Hah?! Kau tidak bilang jika makhluk yang bersemayam di dalam anak itu memiliki kekuatan sebesar ini!"

"Aku memang bilang jika anak itu memiliki kekuatan yang cukup untuk membuat rencanamu dan kami menjadi nyata, tapi aku tidak ingat pernah bilang dari mana kekuatan itu berasal, jadi dalam hal ini kau tidak bisa menyebutku sebagai penipu."

"Cih!"

Mendecakkan lidahnya, Asherah mengabaikan kalimat licik wanita di depannya dan berdiri.

"Baiklah Asherah, lupakan itu, sebaiknya kita segera pergi dari sini."

"Dari apa yang kau katakan, sepertinya kau sedang menghindari sesuatu."

Sangat jarang melihat Argenda yang licik terlihat buru-buru, dan itu membuat Asherah merasakan sesuatu yang mengganjal pikirannya.

"Yah, aku tidak mau anjing-anjing kekaisaran itu melihat keberadaanku."

"Jadi kau takut dengan kekaisaran?"

"Aku hanya tidak suka mereka ikut campur."

Melipat tanganya di dada, Argenda membusungkan dada suburnya sebelum akhirnya dia melanjutkan kalimatnya.

"Dan lagi, aku tidak ingin wanita pencemburu itu melihatku."

"Jadi kau masih tidak terbiasa dengan Alice?"

Membuat ekspresi meremehkan, Asherah tersenyum.

"Aku tidak peduli dengan kekaisaran ataupun Aliansi, tapi jika itu menyangkut monster itu, aku akan dengan senang hati memilih untuk mundur, aku tidak mau berurusan dengan monster yang kekuatanya tidak bisa aku mengerti."

Melihat Alice menggunakan sihir super kuat yang bahkan bisa membengkokkan dimensi, sudah jelas   Argenda tidak akan mau berurusan dengan makhluk berkekuatan gila semacam itu.

"Yah, kira-kira apa yang akan dia lakukan jika aku bilang kau berada di balik semua hal yang aku perbuat."

Tiba-tiba suasana menjadi dingin, bahkan Argenda yang dari tadi membuat senyum lembut kini memandang Asherah dengan tajam.

"Kau tahu, sekarang kita sedang berada di perahu yang sama, apa kau pikir dia akan memaafkanmu?"

"Argenda, kau tidak perlu seserius itu, aku hanya bercanda, setelah apa yang aku lakukan tentu dia tidak akan memaafkanku semudah itu. Bahkan jika dia bisa memaafkan semua yang aku lakukan pada kotanya, aku tidak yakin akan dimaafkan setelah dia tahu eksperimen macam apa yang aku jalankan."

"Kau tahu Asherah, kita sudah tidak bisa mundur lagi."

"Kau tidak perlu memberitahuku."

Membantu Asherah untuk berdiri, wanita itu mulai membuat lingkaran sihir teleportasi untuk segera pergi dari hutan itu. Tetapi sesaat sebelum mereka menghilang...

"Ngomong-ngomong Asherah, aku ingin kau segera membuat laporan tentang makhluk putih yang sudah menghancurkan roh raksasa tersebut."

Argenda, membuka topik yang membuat Asherah mengingat sesuatu yang membuatnya gemetar.

Prometheus ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang