Epilog(part 1)

2.3K 192 42
                                    

"Apa yang terjadi padaku?."

Di dalam dunia yang di penuhi kegelapan, Lilli meringkuk memeluk lutut, menyembunyikan wajahnya yang sudah putus asa.

"Ah benar, semuanya sudah berakhir... pada akhirnya semuanya menjadi seperti waktu itu."

Di dalam ingatannya, dia melihat kembali pemandangan tiga tahun lalu dimana Thuringen salah satu dsri kerajaan demihuman tertua di buna ini hancur.

"Aku mengingatnya, apa yang menghancurkan Thuringen bukanlah primal beast seperti yang orang-orang ceritakan ... tapi itu adalah aku."

Meski dia tidak secara langsung melihat kehancuran yang dia buat, tapi serpihan ingatan Astrologia yang memasuki kepalanya memberi tahu semuanya.

"Pada akhirnya, aku adalah monster seperti yang selalu diam-diam mereka bicarakan."

'Pada akhirnya, kegelelapan seperti ini adalah tempat paling cocok untuk makhluk sepertiku kembali'

Memikirkan itu, Lilli semakin erat memeluk lututnya. Baginya, saat ini sudah tidak ada lagi tempat yang bisa dia tinggali selain dunia kelam ini. Dunia dimana dia tidak memiliki atau dimiliki siapapun, dunia dimana dia tidak perlu disakiti atau menyakiti orang lain.

Tapi, disaat dia semakin jatuh dalam keputus asaan, sebuah suara dari ingatan masa kecilnya tiba-tiba terngiang di dalam kepalanya.

'Lilliana, Lilliku yang manis.'

Suara seorang wanita yang terdengar familiar, suara yang hangat dan lembut, suara penuh kasih sayang yang seolah memberikan perasaan manis pada hati Lilli yang semakin hancur ditelan kegelapan.

"Mama....?"

Ya, itu adalah suara yang sangat dia rindukan, suara dari ibu yang sangat dia sayangi; Ellalia Silverion. Ini adalah ingatan samar yang pernah Lilli alami di masa kecilnya, masa dimana ibunya masih ada untuk melindungi dan menyayanginya.

Sangat dekat, tapi juga terasa jauh, suara itu berbisik pada Lilli dengan penuh perhatian, membuat Lilli merasakan kehangatan yang entah berasal darimana.

'Mama berdoa, agar Lilli menjadi orang yang bisa membahagiakan orang lain.'

"Padahal mama sudah mendoakan itu untukku."

Tapi pada akhirnya dia justru membawa kesedihan bagi banyak orang.

'Mama berdoa, agar Lilli dipertemukan dengan orang-orang baik yang bisa Lilli anggap berharga.'

"Unn, kupikir aku sudah menemukannya, orang-orang yang bisa aku angap berharga."

 Meski dia hanyalah budak bagi mereka, tapi mereka sudah memberi dan mengajari Lilli banyak hal.

'Mama berdoa agar Lilli mendapat teman untuk berbagi keceriaan.'

"Aku tidak tahu jika aku bisa menyebutnya teman, tapi aku punya orang yang aku sayangi. Salah satunya masih seumuran denganku, dia adalah orang yang hebat tapi juga aneh, suka mengatakan hal-hal yang tidak aku mengerti, sangat pintar tapi kadang juga terlihat bodoh, cukup untuk membuatku berpikir jika kreatif dan bodoh itu beda tipis."

'Tapi dia sangat keren, bahkan dengan segala kekuranganya dia masih terus berjuang untuk menjadi kuat.'

Perasaan hangat mulai meluap di dalam hatinya ketika dia membayangkan orang-orang itu.

'Mama berdoa, agar Lilli mendapat banyak kebahagiaan.'

"Unn, meski sebentar tapi aku sudah mendapat banyak kebahagiaan."

Berbeda ketika dia berada di dalam penjara mewahnya, apa yang dia dapat kali ini benar-benar kebahagiaan yang selalu dia ingin rasakan. Benar, ini bukanlah kebaikan yang hanya di dasari rasa kasihan seperti yang saudara-saudaranya selalu berikan, juga bukan barang-barang yang selalu bisa dia dapatkan hanya dengan memintanya pada sang ayah.

Prometheus ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang