Chapter 3

3.5K 277 147
                                    

Part 1

Beberapa saat setelah gadis itu melepas gigitannya, Theresa langsung memberikan pertolongan pertama pada lukaku sebelum disembuhkan oleh Mama Alice dengan sihir healing. Bahkan dengan sihirpun luka tidak akan sembuh sempurna, meski healing bisa menghilangkan luka, penyembuhan dengan sihir masih meninggalkan lebam dan rasa ngilu dari luka.

"Baiklah sekarang sudah baik-baik saja." Setelah memberiku obat oles dan perban, Theresa mengatakan itu dengan lega.

"Uuu... hiks, Nicho bodoh!"

Mama Alice yang dari tadi menunggu dengan khawatir juga langsung memelukku erat, sepertinya aku harus minta maaf karena sudah membuatnya khawatir.

Dan untuk gadis demihuman itu, dia duduk sambil memeluk lututnya di pojok ruangan. Melihat segel budaknya yang menyala merah, sepertinya dia masih berpikir untuk menentangku.

"Mama, lepaskan aku sebentar, aku ingin bicara dengannya."

"Huh? Nicho, setelah apa yang terjadi kamu masih ingin bicara dengan anak itu?! Nicho, sebaiknya kita kembalikan saja dia!"

Mengabaikan Mama Alice yang marah, aku mendekat pada si gadis kecil yang ketakutan. Setelah aku perhatikan baik-baik, aku sadar jika gadis ini sangat kurus. Mungkin karena stres yang dia alami membuat nafsu makannya berkurang. Atau dalam skenario terburuk, anak ini tidak mendapat perawatan yang layak.

Anak itu hanya meringkuk, mungkin karena dia sadar sudah melakukan hal buruk dan tidak bisa lagi melawan, dia jadi takut pada apa yang akan aku lakukan.

Mama Alice sudah meningkatkan rasa sakit dari hukuman segel budak untuk mencegahnya melawan. Mungkin terlalu kejam untuk seorang gadis kecil, tapi tidak ada pilihan lain.

"Tidak apa-apa, aku tidak akan menyakitimu." Mengatakan itu, aku meletakan tanganku di atas kepalanya.

Aku tidak tahu apa aku bisa membuatnya tenang. Tapi melihat ekspresi bingung yang dia buat, sepertinya dia mengerti jika aku tidak mau menyakitinya.

Perlahan aku menggeser tanganku dari kepala menuju pipinya yang lusuh. Tersenyum seramah mungkin, aku mencoba memberitahu kalau aku tidak ingin melakukan hal buruk.

Ah, ternyata pipinya sangat lembut. Sambil memikirkan itu, tanpa sadar aku sudah bermain-main dengan pipi si gadis kecil, apa aku sudah membuka pintu terlarang di dalam diriku?

"Uuuu....tidak bisa di maafkan, aku masih mentolerir apa yang dia lakukan pada Nicho sebelumnya, tapi sampai merebut hatinya seperti ini... ugh, tidak bisa dimaafkan."

Di belakangku, aku mendengar Mama Alice menggumamkan hal aneh. Aku akan pura-pura tidak mendengarnya.

"Theresa bisa tolong siapkan air hangat? Aku akan memandikan anak ini."

"Apa?! Maaf tuan muda, biar saya yang memandikanya."

Theresa mengatakan itu sambil memasang wajah tidak senang mendengar permintaanku, mungkin karena aku dan Mama Alice sudah seenaknya mengambil tanggung jawabnya Theresa jadi merasa diabaikan.

Dan menanggapi apa yang Theresa katakan, gadis kecil itu bersembunyi di belakangku.

"Lihat, sepertinya dia masih takut padamu."

"Tapi tuan muda, bagaimana jika dia melakukan sesuatu yang berbahaya lagi?!"

"Ya! Theresa benar!"

Dan kali ini Mama Alice juga ikut menolak, jarang sekali melihat mereka kompak seperti ini.

"Aku yakin anak ini tidak akan bisa melakukan sesuatu yang membahayakan, apa lagi setelah Mama menaikan level kekangannya."

Dan apa yang aku katakan berikutnya langsung membuat mereka diam, serius bukankah mereka sendiri yang memutuskan hal itu?

Prometheus ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang