Prometheus Children 3 Chapter 1(part 2)

167 9 17
                                    

Gadis itu menebas dengan kecepatan seperti kilat, setiap langkahnya terlihat sangat sistematis seolah itu adalah sebuah tarian.

Berbeda denganku yang membuat langkah lebar untuk menghindar dan membuat jarak, dia justru membuat langkah pendek untuk menepis serangan sambil mempertahankan posturnya.

Ya, dia tidak pernah benar-benar menhindar atau menjaga jarak. Gadis berambut hitam dengan corak ungu itu terus menerjang dan membawa pertarungan ini dalam adu pedang jarak pendek.

Tapi itu belum semuanya. Apa yang paling mengerikan dari tehniknya adalah serangan beruntunnya yang seolah akan mengukir luka di atas kulitku.

"Kau benar-benar keras kepala! Kenapa kau tidak menyerah saja sih! "

Menekanku, gadis itu terus menghujamkan tebasan padaku.

Terengah-engah, aku dengan susah payah menhindari tehnik seranganya. Itu adalah sebuah tehnik unik yang menebaskan pedang dengan pola tertentu di tambah kecepatan gerak yang sangat luar biasa. Selain itu, presisi dan akurasinya benar-benar tidak bisa aku remehkan.

Hanya dengan melihat gerakkanya saja, aku tahu jika gadis ini bukan orang biasa, setiap tehnik yang dia gunakan menunjukkan kalau dia sudah berlatih jauh lebih keras dari siapapun.

"Nicho, bukankah sudah saatnya untuk menyerah? "

Melihat dia yang juga mulai terengah-engah, aku tahu jika diapun sudah mulai mencapai batas.

"Menyerah? Tidak mungkin aku akan menyerah dan membiarkan kau melakukan hal tidak senonoh padaku! "

Ya, aku tidak akan menyerah. Aku tidak akan membiarkan harga diriku sebagai laki-laki diinjak!

"Huh? Tidak senonoh? "

Tapi dia justru melihatku dengan bingung mendengar jawabanku.

" Sakuya-sama, saya sudah bilang jika ada salah paham di sini. "

Berjalan menghampiri gadis bernama sakuya itu, gadis lain yang dari tadi hanya diam akhirnya bicara.

"Sakuya-sama, pinjam telinga anda sebentar, saat anda berkata akan menculik dan memaksanya dia berpikir kalau—"

Gadis itu membisikan sesuatu, entah kenapa aku punya perasaan tidak enak tentang hal ini.

"Hu-huuuuh?!"

Dan puff! Wajah gadis bernama Sakuya itu tiba-tiba menjadi merah.

"Da-dasar binatang! Kau pikir aku wanita apaan?!"

"Aku yang salah?! "

Serius, harusnya aku adalah korban di sini kan?!

Dan itu membutuhkan lebih dari sepuluh menit untuk menenangkannya.

"Serius, aku tidak menyangka kau akan salah paham sejauh itu. "

"Maaf, sepertinya aku juga berpikir terlalu jauh. "

Aku tahu jika aku salah, tapi tetap saja dia yang memulai semua masalah ini. Sebenarnya aki ingin melakukan pembelaan, tapi aku terlalu lelah untuk melakukannya. Lagi pula, sudah kodratnya laki-laki selalu salah di mata wanita jadi kupikir itu hanya akan buang-buang waktu.

"Hmm, kau lebih penurut dari yang aku kira. "

"Jika aku memberikan argumen apa kau akan menerimanya? "

"Tergantung situasinya, tapi mungkin aku akan melawan sekuat tenaga. "

".... "

Seperti kata pepatah, kadang diam adalah emas.

Prometheus ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang