Teddy Bear

1.1K 152 69
                                    

Setelah melalui perdebatan yang panjang, akhirnya Bianca mau untuk pergi dengan teman-temannya. Mereka memilih wahana permainan sebagai tempat untuk menghabiskan waktu bersama.

Di sela perjalanan, Alana, Monica, dan Elma bernyanyi bersama diiringi suara musik di dalam mobil. Namun tidak dengan Bianca, ia hanya terdiam dan melamun menatap keadaan sekitar melalui kaca jendela. Jelas masih tergambar rona kesedihan dimatanya, tersenyum pun sudah enggan ia rasa.

“Guys, kita mau main apa dulu nih?” tanya Elma sesaat setelah memasuki wahana permainan yang  terlihat sangat luas.

“Roaler Coaster, gimana?” jawab Monica tersenyum sembari menaikkan kedua alisnya.

“Ogah gue, lo aja sono naik sendiri. Bi, lo mau naik wahana apa?” tanya Alana pada sahabatnya yang terlihat diam sedari tadi.

“Gue ngikut kalian aja deh,” sahutnya dengan nada yang tidak bersemangat.

Jawaban itu membuat ketiga sahabatnya bingung dan saling menatap bergantian. Mereka benar-benar harus berupaya sendiri agar Bianca bisa kembali tersenyum. Semua tahu, rasa sakit itu tak mudah hilang, namun tak ada salahnya mencoba untuk mengurang sedikit kadar luka.


“Oke kita naik bom bom car. Gue sama Elma, Lo sama Bianca Na,” ucap Monica pada Alana dan dibalas anggukan oleh yang lainnya.

Keempatnya sudah menduduki posisi masing-masing. Kini mereka terbagi menjadi dua regu yang akan saling berlawanan. Sedikit malu sebenarnya, karena wahana itu biasanya diperuntukkan bagi anak-anak usia remaja ke bawah.

Namun, ukuran tubuh mereka yang mungil dan tidak terlalu besar membuat mereka yakin untuk tetap melanjutkan tanpa menghiraukan apa yang orang lain lihat. Yang terpenting sekarang adalah mereka bahagia, terutama Bianca.

“Bugghh.” 

Suara gemuruh terdengar dari dalam lokasi tempat mereka bermain. Ternyata, bom-bom car yang dikendarai Monica dan Elma menabrak mobil mini milik sahabatnya.

“Curang banget lo, kami belum ready. Awas aja ntar gue bales lo,” ucap Alana melihat kedua sahabatnya tertawa puas karena aksinya.

“Ayo, Bi! Kita kejar dan tabrak mereka. Kita harus menang pokoknya,” lanjutnya pada Bianca yang sedikit tersenyum melihat tingkah ketiga sahabatnya.

Pertarungan semakin sengit kala kedua kendaraan mini yang mereka tumpangi saling mengejar dan menabrak satu sama lain. Wahana serasa milik berempat, itulah yang mereka rasakan kala bermain bersama.

Tanpa memedulikan penilaian orang sekitar dan menikmati tawa riuh bersama adalah kebahagiaan untuk keempatnya. Terlebih saat terlukis sedikit senyum dari wajah Bianca, membuat mereka sekejap melupakan kesedihan yang baru saja mereka rasakan.

“Gue bilang juga apa, kami yang pasti bakalan menang. Yakan, Bi?” tanya Alana seraya merangkul dan dibalas anggukan oleh sahabatnya.

“Eileh sombong amat. Kami sengaja ngalah supaya kalian menang. Jangan terlalu bangga tolong lah ya,” sahut Elma mengernyitkan dahi.

“Kalian berdua emang gapernah absen soal siapa menang siapa kalah. Udah ah kita lanjut lagi naik wahana, masih banyak noh yang belum kita cobain,” ucap Monica melerai perdebatan kedua sahabatnya.

JINGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang