Happy

338 37 1
                                    

Aku engga minta aneh-aneh, cuma minta vote dan komen. Boleh?
Boleh lah ya, masa engga hehe

Happy Reading 🧡

___________________

Sudah beberapa hari ini, Bianca sering merasa pusing dan lelah. Sesekali juga mual dan sensitif terhadap aroma. Bianca juga tidak tahu mengapa, yang terbersit di dalam otaknya hanya satu, ia masuk angin.

Wajar saja, belakangan ini memang ia jarang makan. Pola makan dan tidurnya mendadak berantakan. Mungkin, itu yang menyebabkan tubuhnya kurang fit beberapa hari ini.

"Huwekk," suara Bianca saat hidungnya mencium bau sesuatu.

Gadis itu berlari ke kamar mandi, lalu memuntahkan cairan bening disana. Bianca melemas, tangannya mengambil tisu yang tergulung di atas. Lalu membasuh mulutnya dengan tisu itu.

Bianca keluar dari kamar mandi, ia mengelus-elus perutnya yang sudah mulai kosong karena sudah beberapa kali muntah. Lagi-lagi Bianca mencium bau yang membuatnya mual. Sepertinya, sumber bau itu dari lantai bawah. Evano pasti sedang memasak sesuatu.

Mau tidak mau, Bianca terpaksa turun untuk mengecek keadaan di bawah. Ini kali pertama Bianca akan berbicara dengan Evano. Meski sebenarnya ia tidak mau, tapi biarlah, kali ini dia hanya akan menegurnya saja.

"Masak apa, lo?" Ketus Bianca saat turun dari tangga dan menuju dapur.

"Mie goreng, lo mau?" Jawab Evano kegirangan.

Demi apapun, Evano sangat bahagia. Mendengar Bianca berbicara padanya membuat hatinya membaik. Mendengar suara Bianca membuat telinganya damai. Rasanya Evano ingin pingsan sekarang.

"Ogah. Mending lo cepat kelarin! Gue mual nyium aromanya. Gue pusing," ucap Bianca memijit pelan pelipisnya.

"Huwekk." Lagi-lagi Bianca mual, gadis itu langsung berlari ke arah kamar mandi di lantai satu.

Melihat itu, Evano pun turut cemas dan langsung mengikuti Bianca.

Tok tok

"Bi, lo ngga apa-apa, kan?" Tanya Evano dari luar kamar mandi.

"Huwekk. Huwekk," suara Bianca terus terdengar dari dalam.

Rasanya, Evano ingin sekali mendobrak pintu kamar mandi untuk memastikan Bianca. Tapi, ia juga tidak mau mengambil resiko. Bianca baru saja berbicara padanya, ia tidak boleh melewatkan kesempatan ini.

"Gue buatin air hangat, ya?" Teriak Evano sesaat sebelum meninggalkan pintu kamar mandi.

Sekitar lima menit di dalam kamar mandi, Bianca akhirnya keluar. Seperti biasa, reaksi Bianca akan melemas setelah muntah. Langkahnya pun sedikit sempoyongan.

Evano menuntun Bianca pelan, gadis itu menurut saja tanpa penolakan. Karena, memang ia sudah sangat lemas karena mulai kehabisan tenaga.

"Minum air hangat dulu!" Ucap Evano seraya menyodorkan air hangat untuk Bianca.

Gadis itu menurut saja, ia menyeruput air hangat dengan sangat pelan. Hanya setengah, gelas itu masih meninggalkan sisa setengah air hangat lagi. Evano tak ingin memaksa, ia kemudian meletakkan kembali gelas itu di meja.

"Lo kenapa? Kita ke dokter mau?" Tawar Evano kepada gadis itu.

"Gue gapapa, paling cuma masuk angin."

"Lo udah makan?" Tanya Evano dan Bianca langsung menggelengkan kepalanya.

"Makan dulu nih mie gue. Ntar gue masak lagi," Evano menyodorkan piring berisi mie goreng yang sudah ia masak tadi.

JINGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang