Vote komen jangan lupa!
Mau pasang target komen, tapi takut nggak kesampaian lagi hiks :(
Terserah kalian aja deh mau vote, komen, atau engga.
Tergantung kesadaran diri kalian masing-masing ✌🏻
Aku mah apa atuh :(
Semakin mendekati ending, nih.
Kalian team apa?
Happy Ending?
Or
Sad Ending?
Happy Reading 🧡____________________
"Come on, cantik! Sini masuk! Saatnya kita main-main sama jalang!" Desisnya seraya menepuk kedua tangan seolah menyambut seseorang yang baru disebutnya.
"Hi, Kak."
Pupil Bianca melebar saat seorang gadis muda masuk ke dalam ruangan. Matanya yang sayup perlahan terbelalak dengan sangat sempurna.
"K..Kyra?" Beo Bianca tak percaya saat melihat gadis muda itu.
"Apa kabar, Kak Bianca?" Kyra mendekati Bianca, lalu menempelkan kukunya pada wajah gadis itu, tentu dengan ekspresi senyum yang mengandung niat buruk.
"Kamu mau ngapain, Dek? Please, tolongin Kakak. Bantu Kakak keluar dari sini," pintanya berupaya menggerak-gerakkan tangannya yang terikat pada kursi.
"Iya. Aku disini memang mau bantuin Kakak."
"Bantu untuk ngebunuh Kakak."
"HAHAHA." Kalinda dan Kyra tertawa bersamaan. Mereka tertawa melihat Bianca tersiksa seperti itu.
Sungguh memang tujuan mereka adalah menyiksa dan menghabisi Bianca. Bianca masih menatap bingung, berharap orang yang dihadapannya bukanlah Kyra, adik Kavindra.
Kyra yang sudah dianggap adik oleh Bianca. Kyra yang sudah disayangi oleh Bianca dengan ketulusan. Kyra yang selalu mendukung penuh hubungannya dengan Kavin. Tapi, ada apa dengan Kyra yang saat ini di hadapannya?
Mengapa sorot matanya berubah? Bianca bahkan hampir tak mengenali mata itu. Seperti sudah dikuasai amarah dan kemurkaan. Bianca sedih, Kyra-nya saat ini sudah berubah. Kyra-nya sudah tak lagi ada di pihaknya.
"Sadar, Kyra. Apa yang kamu omongin itu nggak baik. Kakak sayang banget sama Kyra. Kakak yakin, Kyra juga sayang kan sama Kakak?" Bianca masih memendam pikiran negatifnya. Ia masih berpikir pasti ada yang salah, mungkin hanya kesalahpahaman biasa.
"Iya. Kyra juga sayang banget sama Kakak. Tapi, itu dulu! Sekarang, Kyra benci Kakak. Kyra Benci-sebencinya!" Sahut gadis itu seraya mengepalkan kedua tangannya.
Apa yang Kyra katakan? Mengapa Bianca sakit mendengarnya? Apa perkataan Kyra benar?
Tapi, Mengapa? Bukankah hubungan mereka selama ini masih baik-baik saja?Lagi-lagi, Bianca memuntahkan air matanya. Kali ini matanya menampilkan raut memelas. Berharap ini semua mimpi. Berharap ini semua salah paham. Gadis itu sampai mengerjapkan matanya berulang-ulang. Berupaya menemukan fakta bahwa ini hanya mimpi belaka.
Sayang, ini semua bukan mimpi. Kenyataannya memang seperti ini, dan Bianca membencinya.
"Hiks. Tapi kenapa, Kyra? Kakak salah apa sama kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA [END]
General FictionWARNING ⚠️ Cerita ini tidak cocok untuk yang mau langsung uwu-uwuan di awal. Karena, alur nya emang awal-awal sedih. Jadi, berproses ya manteman. Kalau kamu mau dapat feel-nya, baca keseluruhan ya, jangan setengah-setengah. Blurb : "Gue hamil. Ini s...