Lagi, peristiwa mengerikan itu menimpa Bianca. Orang iseng mana yang melakukan hal mengerikan itu sebagai lelucon.
Kali ini, bukan boneka santet berbentuk pocong seperti sebelumnya. Melainkan, bangkai menjijikkan dengan bau yang sangat busuk dan menyengat.
Tak hanya satu, peneror itu mengirimkan dua bangkai sekaligus dengan darah segar yang sangat anyir.
Dalam paket misterius itu, bangkai pertama adalah bangkai tikus yang cukup besar. Jika dilihat dari fisiknya, tikus itu tergolong sebagai tikus got dengan warna hitam legam yang kumuh.
Kepala tikus itu nyaris putus, lehernya seperti dipatahkan lalu kemudian disayat menggunakan pisau.
Darah segar masih mengaliri leher yang hanya tinggal sekali sayat akan langsung putus. Menyebabkan bulu-bulu tikus itu lengket karena darah yang menempel.
Yang kedua, bangkai anak kucing berwarna hitam. Kali ini, kondisi bangkainya lebih mengenaskan daripada bangkai tikus yang pertama.
Organ dalamnya keluar, mulutnya menganga dengan lidah yang menjulur. Yang paling mengerikan, kedua matanya tidak ada. Bisa dipastikan kedua mata kucing itu dicongkel dengan sengaja.
Kondisi bangkai yang sangat mengenaskan, membuat siapapun yang melihat akan menatap jijik dan ingin muntah.
"Kamu ingat wajah pengirim tadi, Mir?" Fabian bertanya pada Miranda, sebab gadis itu yang menerima paket misterius tadi.
"Mira ngga lihat wajahnya, Mas. Orang itu pake masker, kemudian kepalanya ditutup oleh topi hoody warna hitam," jelasnya pada suaminya itu.
"Bian mau kejar orang itu, siapa tahu masih ada di dekat sini." Ucapnya dan langsung berlari secepat mungkin untuk mencari pengganggu adiknya.
Miranda membersihkan kotoran bangkai yang berserakan itu. Sesekali menutup hidungnya karena bau yang sangat menyengat.
Di pinggir sofa, Bianca masih menatap bangkai itu dengan tak percaya. Kedua kakinya di lipat, lalu tangan dan dagu disandarkan diatas lututnya.
Astrid menenangkan putri kesayangannya, sedangkan Adyatma sibuk berkutat dengan ponselnya. Iya, pria itu berusaha menelepon polisi untuk menyelidiki kasus ini.
"Tenang, Nak. Bian lagi kejar orang itu. Kamu tenang dulu, ya. Mama, Papa, Miranda, ada disini temenin kamu." Astrid membawa Bianca dalam dekapannya.
"Papa juga udah lapor polisi. Sebentar lagi kita akan tahu siapa pelakunya." Sahut Adyatma yang sedari tadi berjalan mondar-mandir.
"Bianca salah apa? Kenapa ada orang yang tega jahatin Bianca, Ma. Hiks.." Tak kuasa menahan tangisnya, lagi-lagi air mata itu lolos begitu saja.
"Mama yakin kamu ga salah apa-apa, Nak. Orang jahat itu yang salah udah ganggu kamu."
Semenjak kepergian Kavin, Bianca memang sudah beberapa kali mengalami kejadian yang menurutnya tidak masuk akal.
Pertama, saat Bianca pulang ziarah dari makam Kavin. Ada gerombolan pria misterius yang hendak menculiknya.
Kedua, ada pesan misterius yang mengancam dan menginginkan kematiannya.
Ketiga, boneka santet berbentuk pocong dan foto dirinya yang tercabik-cabik, belum lama ia terima.
Kemudian, yang sedang terjadi saat ini. Bianca menerima paket misterius berisikan bangkai menjijikkan yang membuat mual saat melihat.
Entahlah, Bianca juga tidak mengerti. Andai Kavin masih ada, pria itu pasti akan melindungi Bianca dengan sekuat tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA [END]
General FictionWARNING ⚠️ Cerita ini tidak cocok untuk yang mau langsung uwu-uwuan di awal. Karena, alur nya emang awal-awal sedih. Jadi, berproses ya manteman. Kalau kamu mau dapat feel-nya, baca keseluruhan ya, jangan setengah-setengah. Blurb : "Gue hamil. Ini s...