Lust

342 35 2
                                    

Hi, aku up satu chapter lagi ya🤭

Daripada gabut malam minggu, mending nulis aja deh hehe

Btw, part ini ada sedikit unsur (21+) nya.

Sebenarnya, ragu sih mau buat yang berbau plus plus gitu. Takut hiks

Tapi, kalo ngga dibuat ntar ngga nyambung ke chapter-chapter selanjutnya.

Be smart dalam membaca ya, gaes.

Jangan lupa vote komen nya!

Happy Reading 🧡

______________

BUGH

Tubuh Randy terhuyung ke bawah, dan menghentikan langkah kakinya saat hendak masuk ke dalam kamar.

Pukulan bertubi-tubi mendarat di wajah Randy. Pipi kanan dan kiri di hantam bergantian. Menyebabkan darah segar keluar dari sudut bibirnya.

"Sialan. Ngapain lo bawa Bianca kesini ha?" Evano berucap kesal, giginya saling mengeram dan beradu, emosinya sudah mencapai ubun-ubun. Rasanya ingin sekali ia menghajar Randy sampai tewas.

"Awwwh." Ringis Randy memegangi sudut bibir dan menyeka darahnya.

Tak bisa berkutik, Randy sudah tertangkap basah. Rencananya gagal, karena Evano datang bahkan sebelum ia berhasil memiliki Bianca.

Randy berdiri pelan, terlihat tubuhnya mulai sempoyongan. Pengaruh alkohol dan pukulan dari Evano membuatnya semakin pusing.

Evano menghampiri Bianca yang nampak lemas terduduk di sudut lorong. Kebetulan kamar yang di pesan Randy berada dekat lorong paling ujung.

Bianca semakin tak terkendali. Rasanya ia ingin membuka paksa seluruh pakaiannya disana. Rasanya panas sekali, benar-benar menyiksa.

"Bi, lo ngga apa-apa, kan?" Evano mendaratkan tangan di kedua pipi Bianca.

Bianca menangis, air matanya lolos begitu saja tanpa persetujuan. Kepalanya mulai pusing karena pengaruh alkohol, belum lagi obat perangsang yang diberikan Randy membuat tubuhnya semakin gerah dan gelisah.

"Hiks. Panas, Van. Gue ngga kuat, aahh."

Evano menarik tangan Bianca, lalu mengajaknya berdiri dengan memeluk kedua pundak Bianca.

"Ayo kita pulang."

Evano memeluk Bianca yang mulai berjalan sempoyongan. Belum lama mereka berjalan, tiba-tiba tubuh Evano di tendang kuat dari belakang.

BUGH

Randy berhasil memenangkan satu point. Evano tersungkur ke lantai, diikuti tubuh lemas Bianca yang juga jatuh mendadak.

Evano mengepal geram kedua tangannya. Segera ia bangkit lalu berkali-kali melayangkan pukulan untuk Randy.

BUGH

BUGH

BUGH

Emosi Evano tumpah seketika. Ia menyalurkan semua emosinya pada tiap pukulan yang ia layangkan kepada Randy.

BUGH. "Pukulan ini untuk manusia berengsek seperti lo."

BUGH. "Yang ini karena lo udah berani bawa Bianca ke tempat menjijikkan seperti ini."

BUGH. "Yang ini karena lo udah berani nyentuh Bianca gue, milik gue."

"Lo bener-bener brengsek yang sesungguhnya."

JINGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang