Apa cinta memang serumit ini? Rasanya sulit sekali diraih. Padahal, aku sudah memberikan sepenuh hati. Bukannya datang menghampiri, cinta itu justru begitu jauh pergi.
-Evano Syahreza Gavin-
[--------]
Puluhan papan bunga berjejer rapi di halaman sebuah hotel mewah. Mobil dengan beragam model dan warna berbaris rapi di parkiran. Ribuan pasang kaki berlalu lalang memasuki hotel.
Ada yang berjalan sendirian, berpasangan, bahkan hingga bergerombolan. Mereka semua mengenakan pakaian rapi dan indah sesuai selera.
Tak sedikit juga memakai pakaian seragam dan senada disana.
"Gaes, gaes. Gue cantik banget kan, ya?" Tanya Elma kemudian berputar pelan memamerkan gaun yang ia pakai.
"B aja, norak!" Sahut Alana.
"Syirik aje lu, Alenong." Elma mendengus kesal.
Elma kemudian menoleh ke arah Bianca, dengan tatapan sedikit memohon agar mau berkomentar tentang penampilannya.
"Iya, lo cantik, kok. Cantik banget malah," ucap Bianca membuat Elma tersenyum kemenangan.
"Nah kan, mata lo aja yang rabun gabisa liat gue yang cantik ini. Hwelkk," ejek Elma diakhiri dengan menjulurkan lidahnya kepada Alana.
Bianca hanya menggelengkan kepala keheranan. Kedua sahabatnya ini memang benar seperti Tom and Jerry. Diantara mereka berempat, yang netral hanyalah Bianca dan Monica.
Eh, iya, lalu dimana Monica?
Gadis itu akan menikah hari ini. Ketiga sahabatnya itu dengan setia mendampingi Monica sebagai bridesmaids.
Monica masih merias diri di dalam kamar. Mereka bertiga sengaja tidak ingin melihat, biar surprise katanya.
Suasana gedung sangat ramai. Wajar saja, hari ini akan ada penyatuan dua keluarga besar. Tentu acara akan sangat meriah dan mewah.
Langit-langit hotel dihiasi dengan sangat cantik. Daun dan bunga-bunga warna kuning mendominasi diruangan. Pelaminan pun di hias dengan sangat indah. Ada satu titik yang menonjolkan susunan batu-batu bata tanpa dialasi semen dan cat tembok. Benar-benar menampilkan unsur alami bata tersebut.
Setelah cukup lama menunggu, saat ini sudah jam 10.00 WIB. MC akhirnya bersuara membuka acara. Bianca, Elma, dan Alana sudah sangat tidak sabar ingin bertemu dan melihat Monica.
Mempelai pria nampak sangat tegang. Siapapun pasti akan merasakan hal yang sama jika ada di posisi itu. MC membawakan suasana dengan sangat baik, sehingga mencairkan sedikit ketegangan yang hampir memuncak itu.
Setelah lama berkata-kata, akhirnya MC mulai mempersilakan mempelai pria untuk menuju meja akad. Karena, acara yang khidmat itu akan segera di mulai.
"Oke, ini dia acara yang kita tunggu-tunggu sedari tadi. Raja dan ratu kita akan segera hadir menyapa. Ada yang sudah tidak sabar bertemu mereka?"
"Ayo kita beri tepuk tangan yang meriah agar mempelai prianya semangat. Diliat-liat tegang banget tu muka. Jangan tegang begitu, Bang. Rileks aja Bang, rileks. Kami semua ga makan orang kok," ucap pembawa acara itu membuat seisi ruangan tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA [END]
General FictionWARNING ⚠️ Cerita ini tidak cocok untuk yang mau langsung uwu-uwuan di awal. Karena, alur nya emang awal-awal sedih. Jadi, berproses ya manteman. Kalau kamu mau dapat feel-nya, baca keseluruhan ya, jangan setengah-setengah. Blurb : "Gue hamil. Ini s...