27. IKUTI PERMAINAN GUE

195 32 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen,
Selamat menyelami kisah Victoria♡

.
.
.

27. IKUTI PERMAINAN GUE.

.
.
.

Victoria menghembuskan nafas kasar. Sudah 1 jam berlalu, dan dokter belum juga keluar. Laki laki itu kemudian melirik Bunda Lussi dan Om Charles yg berdiri didepan pintu rawat Arlan, juga ada Rasi yg masih setia duduk disampingnya. Victoria tak henti-hentinya mengumpat pada diri sendiri. Harusnya dia bisa menahan Zee sehingga kejadianya tidak akan seperti ini.

Ah, Victoria hampir lupa. Sampai saat ini, dia belum memberitahukan pada Elvan perihal Arlan yg kecelakaan, entah bagaimana nanti reaksi dia. Dan akhirnya, Victoria pun menelfon Elvan untuk memberikan kabar.

Sudah ia duga, setelah Victoria mengatakan kejadian buruk yg menimpa Arlan, Elvan langsung mematikan telfonnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Tak lama, Carroline pun datang. Gadis itu nampak tersengal-sengal yg membuat Victoria reflek mencekal lengan Carroline dan menyuruhnya duduk. "Gimana keadaan Zee?"

Carroline menoleh. "Dia baik baik aja, Lo udah kabarin temen temen?"

Victoria mengangguk. Bersamaan dengan itu, dokter pun keluar dari kamar rawat Arlan. Seketika Victoria langsung beranjak dan menghampiri Dokter tersebut. "Arlan ngga apa apa kan, Dok?"

"Luka dikepalanya cukup parah, tapi kalian tidak perlu kawatir. Pasien hanya perlu istirahat selama beberapa hari." Dokter kemudian pergi dengan seulas senyumnya.

Victoria bergerak ingin masuk menemui Arlan, tapi Bunda Lussi malah menahan pergelanganya. "Kenapa, Bunda?" Tanya Victoria.

"Bunda? Kamu masih mau sebut saya bunda setelah berhasil bikin Arlan celaka?" Tatapan Bunda Lussi yg begitu nyalang membuat Victoria langsung melemas.

"Bunda bilang apa sih? Victo ngga bermaksud bikin Arlan kecelakaan." Jawab Victoria. Dan kali ini, Ayah Arlan yg bicara.

"Saya cukup kecewa dengan kamu. Kamu janji bakal jaga anak saya sebaik mungkin, tapi apa sekarang?" Tanya Om Charles lalu bersedekap dada.

Victoria mengacak rambutnya dengan sebal kemudian memandang Om Charles sejenak. "Victoria minta maaf kalo bagi kalian, ini kesalahan Victo."

Bunda Lussi nampak menghela nafas. "Harusnya Kakak kamu yg celaka, bukan anak saya."

Victoria tersentak ketika Bunda Lussi mengucapkan hal itu. Ini adalah pertama kalinya dia mendengar nada bicara Bunda yg sedikit berbeda, tidak ada suara yg lembut itu. "Maaf, Bunda."

"Bunda, Kakak ngga kenapa-napa kan?" Rasi menggenggam tangan Ibunya sambil terisak.

"Kakak baik baik aja, ayo kita liat dia." Bunda Lussi kemudian masuk untuk menemui Arlan. Dan saat Victoria hendak masuk juga, Om Charles malah menghadangnya.

"Selama ini, Om selalu sabar tiap kali ngeliat muka Arlan banyak luka cuma gara gara musuh mu. Sekarang ngga lagi, Om mau, kamu berhenti jadi teman anak saya, kamu selalu jadi bahaya buat orang orang terdekat kamu."

Victoria merasa hatinya ditikam mendengar penuturan Om Charles. Laki laki itu memandang Arlan yg terbaring lemah dari kaca pintu. Banyak sekali luka yg temannya itu dapatkan akibat kecelakaan tadi, kepala diperban dan sikunya tertutupi kapas.

"Lan, apa gue emang pembawa bahaya buat Lo?" Tanya Victoria sendiri. Sialan, ucapan Om Charles berhasil membuatnya berfikir untuk berteman seperti dulu lagi bersama Arlan.

VICTORIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang