43. TEMPUR LAGI

206 37 7
                                    

Saya berjanji akan selalu
merindukan cerita Victoria.
Yok, yg nungguin ada ngga?
Jangan lupa vote dan komen,
Selamat menyelami kisah Victoria♡

.
.
.

43. TEMPUR LAGI.

.
.
.

Hari ini, kediaman Bratadikara sudah dipenuhi oleh keluarga Atlaska, Cavero, dan juga Avery. Empat keluarga yg sudah memutuskan untuk bekerja sama dalam bisnis, kini sedang merayakannya secara pribadi. Ada juga teman-teman seperjuangan Victoria yg turut datang memenuhi acara.

Setelah pertimbangan yg cukup lama, akhirnya mereka siap akan bertempur kembali.

Victoria dan kawan-kawan sedang berkumpul sembari menikmati hidangan, sedangkan para orang tua juga sudah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ya seperti Tante Safira dan juga Tante Abel yg diam-diam merencanakan pernikahan anak mereka, yaitu Victoria dan Riana.

"Lo semua udah yakin kan kalo iklan didepan rumah itu udah bener?" Tanya Victoria lalu menyandarkan tubuhnya pada kursi.

Nathan yg duduk disebelah Anggita pun menoleh. "Mata lo bener. Mana ada acara bisnis beginian, kita malah pajang iklan nikahannya Kak Rey sama Kak Taryn."

Riana mengangguk setuju. "Bener tuh, mana gue mulu yg ditanya-tanyain sama Papa dan Kak Rey."

"Santuy kali, nyet." Jawab Elvan kemudian menyisir rambutnya kebelakang. "Itung-itung kan sebagai teasernya gitu. Biar ngga pada kaget fans kakak Lo, kalo tiba-tiba dia nikah."

"Iya juga sih, kan artis ya." Sambung Anggita sembari menganggukkan kepalanya.

Arlan yg sibuk bertarung dengan ponselnya pun akhirnya buka suara. "Kita ngelakuin ini kan supaya Arka ngira sekarang Kak Rey nikah, biar dia entar enak buat berulah nanti."

"Akhirnya ngomong juga Lo, gue kira udah mati." Celetuk Victoria.

"Eh btw, semua keperluannya udah siap kan?" Tanya Anggita, matanya menatap satu-persatu orang yg ada disekelilingnya.

Victoria meneguk segelas minuman sebelum menjawab. "Udah, kita tinggal main aja. Awas aja kalo sekarang kalah lagi, minggat gue dari Bumi."

"Urusan kalah atau menang itu ngga masalah, Vic. Intinya Lo sama Riana harus bener-bener cekatan, gimana pun juga musuh cuma ngincer Lo berdua." Ujar Trisula dengan wajah paniknya yg kentara.

Ferra pun menyetujui ucapan Trisula. "Pokoknya entar kalo mereka udah beraksi, Lo berdua harus jaga diri."

"Bacot Lo semua, babi." Sengit Victoria seraya bersedekap dada.

Elvan memutar matanya dengan malas. "Kan makanya, ni bocah sebenernya ngga boleh dikawatirin. Kenal mental kan Lo semua."

"Pada bahas apaan?" Tanya Areen yg baru saja datang dan langsung duduk disebelah Arlan.

"Lagi bahas masa depan Lo." Sahut Elvan sambil menyangga dagunya diatas meja.

"Bau duit Lo kecium sampe sini anjir." Celetuk Volca sambil menutup hidungnya.

Elvan pun tak tinggal diam. "Eh serius dong, bau duit merah punya Areen nusuk banget. Lo ngga ada niat bagi-bagi ke kita?"

Victoria memijat pelipisnya dengan lelah, mempunyai teman dengan akal sehat yg kecil memang cukup membuatnya berfikir. Ya, berfikir kenapa dirinya bisa ikut menjadi gila.

VICTORIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang