32. VODKA, KENAPA?

194 38 5
                                    

Jangan lupa vote dan komen,
Selamat menyelami kisah Victoria♡

.
.
.

32. VODKA, KENAPA?

.
.
.

Victoria memandang rumah bernuansa putih yg kini ada dihadapannya. Bangunan yg cukup besar dengan berbagai tanaman hias mengelilingi rumah tersebut. Cowok itu terperangah menatap rumah Abel, atau lebih tepatnya rumahnya sendiri.

"Najong, gue tajir sekarang." Gumam Victoria. Dia tidak pernah membayangkan jika sekarang dia sudah tidak lagi tinggal didalam gudang yg kotor, melainkan dirumah mewah seperti ini.

Abel keluar dari mobilnya lalu menggiring Victoria untuk masuk. Keduanya langsung berjalan mendekati pintu utama, Victoria tak henti hentinya terpaku dengan rumahnya sendiri. Biasa, namanya juga manusia kere, jadi ya agak lebay lah kalo ketemu rumah gede beginian.

Abel pun membuka pintu, lagi lagi Victoria diam terpaku. Asli, ini rumah udah kaya istana presiden. Bentar ya, jangan bilang Victoria lebay. Rumahnya dulu bisa dibilang minimalis, dan sekarang ketemu rumah kaya gini kan kesanya kaya gimana gitu.

Abel menyuruh Victoria untuk duduk diruang tamu. Tak lama, seorang wanita tua terlihat turun dari atas tangga. Abel membantu wanita tersebut untuk turun lalu duduk tepat didepan Victoria. "Cucuku." Ujar wanita itu.

Victoria tersenyum canggung. Rasanya aneh sekali, dia merasa belum siap bertemu dengan siapa saja keluarganya. Abel menyikut lengan putranya, Victoria terkesiap lalu menyalimi tangan wanita itu. "Kamu lama sekali datang, nenek kangen banget."

"Dia nenek kamu, Victoria. Namanya Aranaya." Ujar Abel memperkenalkan.

Victoria mengangguk. "Iya, Bunda."

Naya, atau yg tak lain adalah nenek Victoria tersenyum melihat cucunya. Sudah bertahun-tahun, dia menantikan cucunya untuk datang. Setetes air mata Naya luruh begitu mengingat tragedi kecelakaan yg berhasil memisahkan keluarga mereka. Ah, Naya sedikit terkejut melihat wajah Victoria yg mirip sekali dengan anaknya, yaitu Adellio.

"Ini Victoria?" Seorang pria muncul dari atas tangga. Victoria menelan salivanya dengan kuat begitu tatapan pria itu sangat menusuk matanya.

Abel mengangguk. "Iya, ini cucumu Ayah."

"Saya Alterio."

Victoria mengangguk pelan. Anjay banget, anaknya namanya Adellio terus bapaknya Alterio, ntar kalo Victoria punya anak nanti dia kasi nama Manu Rios. Sama kan? Victoria dan Manu Rios. Woah!

Abel mengusap rambut Victoria lalu tersenyum. "Ayo kita makan malam."

Saat mereka hendak berjalan menuju meja makan, tiba tiba saja Rio kembali berbicara, sehingga membuat semuanya berhenti. "Abel, tadi kamu pergi bareng sama Trisula. Mana anak itu?" Tanya Pria tersebut.

Abel tersentak lalu melirik Victoria sedetik. "Dia tadi-

"Aku disini Kakek." Trisula muncul dari ambang pintu, gadis itu berjalan mendekat dengan kepala yg menunduk.

Rio mendengus. "Bantu pelayan nyiapin makanan, pembantu kok keluyuran."

Victoria tersentak mendengar penuturan kakeknya. Cowok itu memandang Trisula yg sudah pergi menuju dapur. Jujur saja, dari awal melihat Rio, Victoria merasa bahwa kakeknya ini galak sekali. Terbukti dari kumisnya yg tiap kali bicara selalu naik. Lah kok?

VICTORIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang