17. DEMI SMA RAJAWALI

234 33 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen,
Selamat menyelami kisah Victoria♡

.
.
.

17. DEMI SMA RAJAWALI.

.
.
.

Victoria duduk dibangkunya sambil menatap Arka yg sedang mengobrol dengan Pia dimeja guru, mungkin mereka sedang membicarakan keuangan kelas atau apa lah, Victoria juga tidak tau.

Pagi ini Victoria datang lebih awal ke Sekolah. Karna di Rumahnya sedang ribut sekali akibat Vodka dan Sarto yg adu mulut, Victoria tidak habis pikir dengan hubungan anak dan ayah satu itu, tiap pagi selalu saja Victoria disambut dengan keributan mereka. Bahkan Victoria sampai berfikir, apa Vodka berjodoh dengan Sarto? Mengingat kata Zee dulu, orang berjodoh itu diawali dengan suka bertengkar. Eh tapi kan, Vodka dan Sarto sama sama cowok? Mana mereka kan hubungan anak dan ayah? Kok Victoria malah belok sih pikirannya!

Victoria menoleh kesamping ketika bahunya ditepuk oleh seseorang, ternyata dia Elvan. " Apa? "

Elvan duduk disamping Victoria kemudian menyangga dagunya dengan satu tangan. " Lo udah tanya sama Vanya soal diary itu? "

Victoria menghela nafas kemudian menggeleng, " Belom, gue rasa bukan dia orangnya. Lo kaya ngga tau Vanya aja, tas Pak Acim yg udah gembel aja dikepoin sama dia, apalagi tas gue yg mereknya Gucci? "

Elvan langsung memukul belakang kepala Victoria dengan keras, " Mata Lo Gucci, tas Lo itu ngga jauh beda sama tas nya Bu Ramyah yg selalu dia bawa waktu ke pasar itu " Kesal Elvan.

Tiba tiba saja Arlan datang dan berdiri didepan kedua temannya sambil berkacak pinggang, tatapan laki laki itu menusuk dan mengarah pada Elvan. Tentu saja Elvan bingung sendiri dan langsung bertanya, " Ngapa mata lo kaya gitu? Mau gue pakein Eyes Shadow? Gue ambilin nih mumpung Vanya juga lagi dandan noh " Ujar Elvan sambil melirik Vanya yg sedang berdandan dipojok kelas.

Arlan malah menggebrak meja, sukses membuat seisi kelas jadi terkejut. Bahkan Vanya yg sedang menggunakan Liptint dibibirnya saja langsung belok, " ARLAN, SIALAN! LIPTINT GUE MENCONG NIH!! " teriak Vanya menggebu gebu

Sedangkan Arlan tak menanggapi ucapan Vanya, cowok itu mengatur nafasnya yg memburu kemudian menyugar rambutnya kebelakang. " Ya engga sih, gue mau ajak kalian ke roftoof. Mending kita nongki disono, males banget gue ketemu Pak Acim. "

Victoria mendengus kasar, " Anjing, Lo mau ngajak kita ke roftoof kudu ngebrak meja bro? Kasian noh Lipstiknya Vanya sampe lewat " Ujar Victoria sambil memandang Vanya yg sibuk menghapus Liptintnya yg mencoreng sampai pipi karna ulah Arlan.

" HEH, GUE PAKE LIPTINT YA! BUKAN LIPSTIK! " sentak Vanya yg memang mendengar penuturan Victoria tadi.

Sedangkan Victoria hanya menghendikan bahu, cowok itu kemudian bangkit dan berjalan keluar kelas. Disusul Arlan dan Elvan dibelakangnya.

Victoria duduk diatas bangku yg sudah disediakan oleh Arlan disana, bahkan di roftoof telah Arlan siapkan sebuah gitar yg akan menemani mereka dikala bosan atau setidaknya mereka tidak gabut ketika melakukan aksi bolos bersama.

" Tujuan kita kesini, buat cari dalang dibalik meninggalnya Om Lio. Dan kita udah tau bahwa Riyana alias Alin yg udah ngelakuin hal itu, kenapa kita masih ada disini? " Tanya Elvan membuka pembicaraan, laki laki itu mengeluarkan rokoknya lalu menghisapnya

Victoria menoleh sejenak, " Bener kata Lo, Van. Kayanya ini saatnya kita pergi, "

Arlan yg tadinya sibuk bermain gitar lantas berhenti lalu melirik Victoria, " Lo yakin bakal bisa jauh jauh dari Alin? "

VICTORIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang