28. LO RIANA BUKAN?

221 38 5
                                    

Jangan lupa vote dan komen,
Selamat menyelami kisah Victoria♡

.
.
.

28. LO RIANA BUKAN?

.
.
.

Suasana sunyi, ketika Victoria mengatakan sesuatu yg sedikit membuat jantung Carroline dustak-dustak. Keduanya masih terdiam dengan tatapan yg saling beradu. Asli, dunia rasanya berhenti berputar dan memberikan waktu kepada mereka berdua untuk meyakinkan hubungan.

Sampai akhirnya suara pintu yg terbuka berhasil memecahkan keheningan yg menyelimuti Carroline dan Victoria. Ternyata Charles baru saja keluar dari kamar Arlan, detik itu juga Victoria bangkit dan langsung masuk kedalam kamar temanya setelah kepergian Charles.

"Nongol juga Lo."

Victoria menggaruk kepalanya ketika Arlan bersuara. Cowok itu berjalan menghampiri Arlan lalu duduk disampingnya. "Gimana keadaan Lo? Udah mendingan?"

Arlan menghela nafas. "Ya baik lah, ngga liat mata gue udah melek?"

Victoria memutar matanya malas lalu menyentil dahi Arlan. "Lagi sekarat, masih aja ngegas Lo ya."

Victoria membantu Arlan untuk duduk. Sedangkan Carroline, dia masih berdiri sambil bersandar pada pintu. "Om Anjir ngga ngasi gue masuk, Lan." Ujar Victoria.

"Kenapa emang?"

"Om Anjir bilang, kalo kecelaakaan ini adalah salah gue." Victoria mengacak rambutnya dengan kasar.

Arlan menghela nafas. "Udah berapa kali gue bilang, ngga usah percaya sama omongan si Ajinomoto."

Mendengar ucapan Arlan, reflek Victoria memukul bahu cowok itu keras-keras. "Bangsat banget Lo jadi anak, dia bapak Lo ya!"

"Alah, kaya lo paling suci aja. Lo nyebut Bapak gue Anjir ya."

Victoria terkekeh. "Itu sih beda. Gue kan temen anaknya, sedangkan Lo anak kandungnya."

Dan Arlan hanya menghendikan bahu. Dia memanggil Carroline untuk duduk disamping Victoria. Tak lama setelah itu, Pia pun datang. "Bangke, rame banget di Kantin." Ujar gadis itu

Carroline mengambil makanan yg dibawa Pia lalu tersenyum hangat. "Makasih ya."

"Elvan sama Ferra mana?" Tanya Arlan.

Victoria menoleh. "Lagi coli kali."

Satu tamparan keras langsung mendarat dibibir Victoria, dan serangan itu tak lain dari Carroline. "Lama lama mulut lo gue catok, biar keriting!"

"Catok aja, Lin. Kalo boleh bentukin trapesium, ikhlas gue." Timpal Arlan, ikut ikutan.

Sedangkan Victoria hanya mendengus. Cowok itu lalu melahap makanan yg dibeli Pia tadi, begitu juga dengan Carroline dan Pia sendiri. Arlan? Dia hanya terdiam dengan pikiran yg berkelana. Memang setelah kecelakaan, pikiran Arlan terus dipenuhi oleh sesuatu. Sebuah kebenaran yg cowok itu sendiri tidak pahami.

Arlan melirik Victoria yg sedang lahap dengan makananya. Lelaki itu menghela nafas. "Vic, ngga kebayang semisalnya emang bener orang itu yg mau nyelakain Lo sama Alin." Gumamnya.

Tak lama, Elvan dan Ferra pun datang. Mereka terlihat bahagia sekali, sampai Carroline reflek bertanya. "Bahagia amat, abis ngapain?"

"Kan udah gue bilang, abis coli." Cibir Victoria dan langsung mendapatkan tamparan lagi dari Carroline.

VICTORIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang