34. MEREKA PELAKUNYA!

195 42 15
                                    

Jangan lupa vote dan komen,
Selamat menyelami kisah Victoria♡

.
.
.

34. MEREKA PELAKUNYA!

.
.
.


Victoria melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata, pagi ini dia berniat akan menjemput Carroline untuk berangkat sekolah bersama, seperti yg biasa dia lakukan. Jujur saja, ucapan yg dilontarkan gadis itu kemarin, sedikit membuat Victoria kepikiran.

Sepertinya Carroline sedang marah perihal dia yg meninggalkan gadis itu saat mendengar suara, waktu di Rumah Kosong. Tapi ya tetap saja, Victoria menjadi sensi jika arah pembicaraan menyangkut tentang Lio. Emangnya, Carroline ngga bisa ngomong? Sampe marah aja kudu nyuruh menjauh segala.

Victoria pun sampai di rumah Carroline, satpam memberikan cowok itu masuk karna mengingat dirinya adalah teman Carroline. Victoria memarkiran motornya disebelah mobil Nathan, saat hendak menghampiri pintu utama, lelaki itu tersentak saat suara Tante Safira memanggil namanya.

"VICTORIA!"

"Eh, Tante? Ngapain diluar? Biasanya pagi pagi begini kan Tante lagi masak." Ujar Victoria lalu menghampiri Safira yg sedang menyiram tanaman.

Tante Safira menghembuskan nafas kasar, lalu melirik Victoria yg sudah berdiri disebelahnya. "Pagi ini, Tante ngga masak apapun, Tante tau suami dan anak anak Tante ngga akan ada yg makan."

"Kok gitu?" Victoria mengambil alih selang yg dibawa Safira. Membiarkan wanita itu untuk beristirahat dan dirinya yg bekerja. Kebetulan juga sekarang baru jam setengah 7 pagi, niatnya Victoria datang awal untuk bicara dengan Carroline. Tapi karna melihat Tante Safira, dia memutuskan untuk mengobrol dengan wanita itu saja.

Tante Safira menghembuskan nafas kasar. "Kemarin Alin kambuh lagi."

"Hah? Kambuh? Emang Alin sakit apa?" Victoria menatap Tante Safira penuh tanya.

Tante Safira mematikan keran air, otomatis Victoria tidak lagi menyiram tanaman. Wanita itu menarik tangan Victoria dan membawanya duduk di Taman belakang rumah. "Semenjak kejadian di hutan waktu itu, Alin berubah drastis."

"Dia kadang pemarah, kadang juga lembut. Mentalnya bermasalah yg bikin Dokter Psikologi harus rajin Dateng kesini tiap bulan." Safira berusaha menahan air matanya yg siap menetes.

"Semenjak ada kamu, Tante merasa kalo Alin udah baik baik aja. Dia sehat, Tante ngerasa kalo anak Tante udah kembali lagi. Tapi,"

Victoria menyentuh tangan Tante Safira dan mengusapnya. "Tapi kenapa, Tante?"

"Kemarin dia sakit lagi, Alin mendadak nangis sambil marah-marah. Bahkan dia sampe ngebentak Tante dan ngelawan kedua Kakaknya." Tangis Tante Safira langsung pecah begitu saja, Victoria reflek merangkul wanita itu dan menepuk-nepuk bahunya untuk menenangkan.

"Tante merasa, dia bukan Riana. Dia bukan anak Tante." Safira memejamkan matanya sambil menahan sesak. Dia ingat sekali kemarin Carroline membentaknya dengan kasar, padahal hal itu tidak pernah dilakukan oleh seluruh anak anaknya.

Victoria terdiam, membiarkan Tante Safira menangis dalam rangkulanya. Sebenarnya, dia juga merasa Carroline berbeda. Tepatnya ketika keluar dari rumah kosong kemarin, Victoria merasa hal yg sama seperti Tante Safira. Yaitu Carroline seperti bukan sosok yg dia kenal.

"Victo juga ngerasain hal yg sama, Tante. Alin sedikit berbeda. Tapi bagaimanapun juga, dia Carroline. Dia anak Tante dan perempuan yg Victoria cintai." Victoria mengusap air mata Tante Safira lalu tersenyum.

VICTORIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang